ESENSI.TV, GAYA HIDUP - Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak orang mulai mempertanyakan pola diet ketat yang penuh aturan.
Tren baru yang disebut food freedom atau kebebasan makan hadir sebagai alternatif yang lebih sehat dan manusiawi.
Konsep ini mendorong kita untuk meninggalkan budaya diet yang kaku, berhenti menghitung setiap kalori, dan mulai mendengarkan sinyal alami tubuh ketika lapar maupun kenyang.
Food freedom bukan sekadar soal makan apa pun sesuka hati, tetapi lebih pada membangun hubungan yang sehat, bebas rasa bersalah, dan penuh penghargaan terhadap makanan.
Baca Juga: Kartu Identitas Liputan Reporter Istana Dicabut, IJTI Ajukan 4 Sikap
Para pakar kesehatan, seperti Shana Spence (@thenutritiontea) dan Dr. Kera Nyemb-Diop (@black.nutritionist), menjadi penggerak penting gerakan ini dengan mengajak masyarakat menghormati tubuh, menikmati makanan tanpa rasa bersalah, serta merangkul kembali makanan tradisional sebagai bagian gaya hidup sehat.
Apa Itu Food Freedom?
Istilah food freedom memiliki banyak definisi dan bisa diterapkan dalam berbagai cara, mulai dari:
Kebebasan dari industri makanan skala besar
Upaya memperkuat kedaulatan pangan
Pendekatan gastronomi, yaitu memahami makanan tradisional dan dampaknya pada kesehatan
Proses spiritual untuk melepas “kecanduan makanan”
Bagian dari program penurunan berat badan fleksibel
Baca Juga: Persahabatan Gen Z di Era Digital, Dari Chat Virtual hingga Ikatan Nyata yang Tak Terduga
Artikel Terkait
5 Teknik Pernapasan Mudah untuk Atasi Stres dan Tenangkan Pikiran
Hubungan Usus dan Otak, Bagaimana Makanan Bisa Pengaruhi Suasana Hati
Ketahui tentang Rahasia Protein Nabati! Dari Manfaat, Risiko, hingga Pilihan Terbaik untuk Gaya Hidup Sehat
15 Bahan Makanan Pokok yang Wajib Ada untuk Hidup Sehat Setiap Hari
Rahasia Jumlah Langkah Harian dan Manfaatnya untuk Kesehatan