Minggu, 21 Desember 2025

Menggugat Ketidakadilan, Cara Gen Z Menuntut Perubahan Nyata

Photo Author
- Kamis, 18 Desember 2025 | 20:55 WIB
Ilustrasi. Gen Z berani bersuara melawan ketidakadilan dan mendorong perubahan lewat ruang digital. (Foto: Unsplash)
Ilustrasi. Gen Z berani bersuara melawan ketidakadilan dan mendorong perubahan lewat ruang digital. (Foto: Unsplash)

ESENSI.TV, GAYA HIDUP - Dalam beberapa tahun terakhir, Generasi Z semakin sering muncul sebagai suara kritis di ruang publik. 

Mereka lantang menyuarakan isu ketidakadilan, mulai dari masalah lingkungan, kesenjangan ekonomi, hingga diskriminasi sosial. 

Sikap ini kerap menimbulkan pro dan kontra, namun tak bisa dipungkiri bahwa Gen Z membawa warna baru dalam cara masyarakat merespons ketimpangan.

Keberanian Gen Z tidak lahir begitu saja. Mereka tumbuh di era ketika informasi bergerak sangat cepat dan terbuka. 

Baca Juga: Kayu Sisa Banjir Sumatera Jadi Sumber Penghasilan Warga, DPR: Tidak Bisa Dibiarkan

Ketidakadilan yang terjadi di satu tempat bisa langsung diketahui banyak orang hanya dalam hitungan menit. 

Kondisi ini membentuk kesadaran bahwa masalah sosial bukan sekadar cerita jauh, melainkan realitas yang berdampak langsung pada kehidupan banyak orang, termasuk diri mereka sendiri.

Selain itu, Gen Z besar di tengah berbagai krisis. Ketidakpastian ekonomi, pandemi, dan ancaman perubahan iklim membuat mereka lebih realistis sekaligus kritis. 

Mereka melihat bahwa sistem yang ada tidak selalu bekerja adil bagi semua lapisan masyarakat. 

Dari pengalaman inilah muncul keberanian untuk bertanya, mempertanyakan, dan menyampaikan ketidaksetujuan.

Baca Juga: Ketegangan dengan China Kian Memanas, AS Setujui Penjualan Senjata Rp174 Triliun ke Taiwan

Media sosial menjadi alat utama bagi Gen Z untuk bersuara. Platform digital memberi ruang bagi siapa pun untuk menyampaikan pendapat tanpa harus memiliki kekuasaan atau jabatan tertentu. 

Lewat unggahan, video, dan diskusi daring, Gen Z membangun percakapan publik yang sering kali mendorong isu-isu sensitif masuk ke arus utama. 

Meski sadar akan risiko seperti hujatan atau tekanan sosial, banyak dari mereka tetap memilih berbicara daripada diam.

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X