ESENSI.TV, GAYA HIDUP - Belakangan ini, pola makan berbasis nabati semakin populer. Banyak orang mulai mengurangi konsumsi daging dan beralih ke sumber protein dari tumbuhan, baik karena alasan kesehatan maupun lingkungan.
Menurut survei International Food Information Council tahun 2022, sekitar 12 persen masyarakat Amerika kini menjalani diet berbasis tanaman, dan 31 persen lainnya mengaku lebih sering mengonsumsi makanan dari sumber nabati.
Dengan semakin banyak pilihan, mulai dari kacang-kacangan, biji-bijian, tahu, hingga produk modern seperti susu nabati, bubuk protein, dan daging tiruan, mungkin muncul pertanyaan, apakah protein nabati benar-benar bisa menggantikan protein hewani?
Mari kita bahas lebih dalam mengenai manfaat, kekurangan, dan rekomendasi terbaik seputar protein nabati.
Perbandingan Sumber Protein Nabati
Beberapa sumber protein nabati populer memiliki kandungan gizi berbeda-beda. Berikut gambaran umum per porsinya:
Kacang hitam: 7,5 g protein, tinggi serat, rendah lemak.
Tahu (extra-firm): 10,6 g protein, fleksibel untuk berbagai masakan.
Kacang arab (chickpeas): 6 g protein, kaya serat, cocok untuk salad dan hummus.
Edamame: 9,2 g protein, sumber protein praktis yang lezat.
Selai kacang tanpa garam: 7,1 g protein, namun tinggi lemak, konsumsi sebaiknya secukupnya.
Quinoa: 8,1 g protein, mengandung karbohidrat kompleks dan serat.
Oat: 5,3 g protein, baik untuk sarapan sehat.
Artikel Terkait
Daftar P3K Wajib Saat Musim Hujan untuk Menjaga Kesehatan Tubuh dan Keselamatan Sehari-hari
10 Makanan Anti Inflamasi yang Mudah Didapat di Indonesia untuk Hidup Lebih Sehat
Benarkah Makanan Bisa Jadi Obat? Ini Fakta Ilmiahnya
5 Teknik Pernapasan Mudah untuk Atasi Stres dan Tenangkan Pikiran
Hubungan Usus dan Otak, Bagaimana Makanan Bisa Pengaruhi Suasana Hati