ESENSI.TV, GAYA HIDUP - Bagi banyak anak muda, khususnya Gen Z, istilah bangga diri kerap menimbulkan perdebatan.
Sebagian merasa perlu merayakan pencapaian, tetapi tidak sedikit yang takut dicap sombong, narsis, atau berlebihan.
Padahal, rasa bangga terhadap diri sendiri merupakan salah satu kunci penting dalam menjaga kesehatan mental serta mendukung perkembangan pribadi.
Sayangnya, masih ada sejumlah mitos yang membuat orang keliru memahami makna sebenarnya dari bangga diri.
Baca Juga: Bukan Hanya untuk Kecantikan, Ini 5 Khasiat Aloe Vera bagi Tubuh
Untuk itu, mari kita bahas lima mitos tentang bangga diri yang sebaiknya segera ditinggalkan oleh Gen Z, agar dapat tumbuh menjadi pribadi yang lebih sehat dan percaya diri.
1. Bangga Diri Hanya untuk Mereka yang Memiliki Prestasi Besar
Mitos berikutnya menyatakan bahwa hanya orang dengan pencapaian luar biasa yang berhak merasa bangga.
Anggapan ini keliru. Rasa bangga tidak hanya muncul dari keberhasilan besar, tetapi juga dari hal-hal sederhana.
Gen Z bisa merasa bangga ketika berhasil menjaga konsistensi belajar, rutin berolahraga, atau berani mencoba hal baru.
Menghargai langkah-langkah kecil sama berharganya dengan merayakan prestasi besar, karena setiap kemajuan adalah bagian dari proses menjadi lebih baik.
Baca Juga: Menjelajah Lorentz, Warisan Dunia UNESCO dengan Keindahan Alam Papua yang Tiada Duanya
2.Bangga Diri Sama dengan Sombong
Banyak orang masih menyamakan bangga diri dengan kesombongan. Padahal, keduanya jelas berbeda. Bangga diri berarti menghargai usaha, proses, dan pencapaian pribadi.
Artikel Terkait
5 Resep Makanan Simple Favorit Gen Z yang Gampang Dibuat dan Bikin Ketagihan
5 Alasan Gen Z Lebih Suka Thrifting daripada Belanja Baju Baru
Ritual Malam Sebelum Tidur ala Gen Z yang Bikin Tidur Makin Nyenyak
Belajar Tanpa Stres! Ini Playlist Musik Favorit Gen Z yang Bikin Fokus Total
Gen Z Pilih Sehat, Junk Food Bukan Lagi Gaya Hidup Keren