eksplanasi

Listrik Desa sebagai Jembatan Keadilan Energi

Minggu, 7 September 2025 | 13:56 WIB
Ilustrasi lampu listrik di desa. Foto: Pixabay

ESENSI.TV, INDONESIA - Kemiskinan energi adalah kondisi masyarakat yang tidak memiliki akses energi modern.

Jadi bukan sekadar minim listrik, melainkan menahan ketertinggalan dalam pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan partisipasi sosial. 

Era tahun 2025, Indonesia telah mencapai rasio elektrifikasi nasional 99,83% pada Desember 2024. Hal itu sebuah pencapaian besar oleh pemerintah dan Kementerian ESDM.

Namun, tantangan kemiskinan energi yaitu wilayah yang secara teknis belum bisa mengakses listrik, atau layanan tak andal, masih nyata, khususnya di desa-desa terpencil. 

Baca Juga: Bank Indonesia Buka Rekrutmen PCPM Angkatan 40, Ini Syarat dan Jurusan yang Bisa Mendaftar

Saat yang sama, pemerintah melalui Kementerian ESDM menjalankan Program Listrik Desa (Lisdes) 2025–2029 menjadi jembatan menghapus kemiskinan energi dan membangun inklusi sosial.

Listrik Desa sebagai Jembatan Keadilan Energi

Listrik desa bukan sekadar penerangan, melainkan fondasi keadilan energi yang nyata bagi masyarakat Indonesia. Rasio elektrifikasi nasional yang telah mencapai 99,83% per Desember 2024 adalah bukti kerja nyata Kementerian ESDM dan PLN dalam mewujudkan pemerataan energi hingga ke pelosok negeri.

Namun, makna terbesar dari capaian ini adalah hilangnya kesenjangan mendasar antara masyarakat kota dan desa dalam menikmati hak dasar energi.

Desa-desa yang dahulu hanya bergantung pada lampu minyak atau genset kini memiliki akses listrik yang stabil, membuka pintu untuk pendidikan lebih maju, pelayanan kesehatan lebih andal, dan aktivitas ekonomi yang lebih produktif.

Baca Juga: Viral Soal Isu Main Domino dengan Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasi Lengkap Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni

Kontribusi ekonomi dari ketersediaan listrik desa terlihat konkret. Data Bappenas 2024 menunjukkan desa yang memperoleh akses listrik memadai mengalami peningkatan produktivitas UMKM hingga 20%.

Kehadiran listrik memungkinkan lahirnya usaha pengolahan hasil pertanian, perikanan, dan peternakan yang sebelumnya terbatas karena tidak adanya teknologi rantai dingin maupun mesin produksi sederhana.

Dengan listrik, nilai tambah produk desa meningkat, harga jual lebih kompetitif, dan daya saing ekonomi lokal tumbuh signifikan.

Estimasi konservatif Kementerian ESDM memperkirakan dampak elektrifikasi desa dapat menambah perputaran ekonomi hingga Rp 18–22 triliun per tahun, kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional dari akar rumput.

Halaman:

Tags

Terkini

Banjir dan Hasrat Pembangunan

Kamis, 18 Desember 2025 | 11:03 WIB

Menjaga Alam Lewat Bauran Energi

Minggu, 7 Desember 2025 | 16:00 WIB

Simalakama AI untuk Media Massa

Minggu, 28 September 2025 | 13:00 WIB

Listrik Desa sebagai Jembatan Keadilan Energi

Minggu, 7 September 2025 | 13:56 WIB

Listrik Desa untuk Kesejahteraan Masyarakat

Rabu, 3 September 2025 | 20:14 WIB

Deforestasi Indonesia Tanggung Jawab Dunia

Minggu, 12 Januari 2025 | 12:16 WIB

Semua Ada Akhirnya

Rabu, 9 Oktober 2024 | 08:24 WIB