ESENSI.TV, EKSPLANASI - Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 8% dalam beberapa tahun ke depan. Untuk mewujudkan target ambisius tersebut,
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menjadi instrumen penting dalam mempercepat investasi, mendorong penciptaan lapangan kerja, serta mengakselerasi pertumbuhan sektor industri, pariwisata, dan digital.
Hingga tahun 2024, terdapat 24 KEK yang telah ditetapkan di Indonesia, terdiri atas 12 KEK industri, 8 KEK pariwisata, 3 KEK digital, dan 1 KEK jasa lainnya.
Baca Juga: Polri Gagalkan Penyelundupan 135 Kg Sabu di Aceh, Fredy Pratama Diduga Dalang Utama
Sebagai program strategis, KEK diharapkan tidak hanya menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional, melainkan juga mampu memberikan dampak langsung bagi masyarakat di sekitar kawasan.
Pertumbuhan ekonomi yang inklusif menjadi kata kunci agar hasil pembangunan dapat dirasakan secara merata.
Dalam hal ini, peran Badan Pusat Statistik (BPS) menjadi sangat penting untuk memotret dinamika pertumbuhan ekonomi di kawasan KEK dan sekitarnya.
Data yang dihasilkan BPS menjadi dasar pengambilan keputusan yang tepat dalam mengarahkan kebijakan pembangunan yang berbasis bukti.
KEK Motor Penggerak Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Secara kumulatif, total investasi di seluruh KEK mencapai Rp 263,4 triliun, dengan peningkatan signifikan sebesar Rp 31,6 triliun dibanding tahun sebelumnya. Kontribusi ini menunjukkan bahwa KEK mampu menjadi magnet investasi yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
Tidak hanya dari sisi investasi, KEK juga menjadi pendorong utama penciptaan lapangan kerja. Hingga tahun 2024, tenaga kerja di KEK mencapai 47.747 orang atau 122% dari target tahunan. Secara kumulatif, jumlah tenaga kerja yang terserap di KEK telah mencapai 160.874 orang.
Peningkatan ini membuktikan bahwa KEK tidak hanya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi makro, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi masyarakat di sekitar kawasan.
Selain itu, pertumbuhan jumlah pelaku usaha di KEK juga menjadi indikator keberhasilan kawasan ini. Sebanyak 72 pelaku usaha baru bergabung pada tahun 2024, sehingga secara kumulatif mencapai 403 pelaku usaha.
Kehadiran para investor dan pelaku usaha ini diharapkan mampu memperkuat rantai pasok industri serta meningkatkan daya saing produk-produk Indonesia di pasar global.
Artikel Terkait
BPS Beberkan Penyebab Penurunan Wisman pada September 2023
Nilai Tukar Petani Januari Capai 118,27, Ini Penjelasan BPS
BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I/2024 Capai 5,11 Persen, Tertinggi SejakĀ 2015
Dari Efisiensi Anggaran ke Pertumbuhan: Bagaimana BPS Membantu Memetakan Dampak Program Makan Bergizi Gratis
Membangun Masa Depan: BPS dan Strategi Menuju Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen