Minggu, 21 Desember 2025

Peran Strategis Kawasan Ekonomi Khusus dan Badan Pusat Statistik: Menakar Keberhasilan Pembangunan Berbasis Data

Photo Author
- Kamis, 13 Februari 2025 | 11:40 WIB
Ilustrasi data pertumbuhan ekonomi nasional. Foto: Pexels
Ilustrasi data pertumbuhan ekonomi nasional. Foto: Pexels

ESENSI.TV, EKSPLANASI - Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 8% dalam beberapa tahun ke depan. Untuk mewujudkan target ambisius tersebut,

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menjadi instrumen penting dalam mempercepat investasi, mendorong penciptaan lapangan kerja, serta mengakselerasi pertumbuhan sektor industri, pariwisata, dan digital.

Hingga tahun 2024, terdapat 24 KEK yang telah ditetapkan di Indonesia, terdiri atas 12 KEK industri, 8 KEK pariwisata, 3 KEK digital, dan 1 KEK jasa lainnya.

Baca Juga: Polri Gagalkan Penyelundupan 135 Kg Sabu di Aceh, Fredy Pratama Diduga Dalang Utama

Sebagai program strategis, KEK diharapkan tidak hanya menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional, melainkan juga mampu memberikan dampak langsung bagi masyarakat di sekitar kawasan.

Pertumbuhan ekonomi yang inklusif menjadi kata kunci agar hasil pembangunan dapat dirasakan secara merata.

Dalam hal ini, peran Badan Pusat Statistik (BPS) menjadi sangat penting untuk memotret dinamika pertumbuhan ekonomi di kawasan KEK dan sekitarnya.

Data yang dihasilkan BPS menjadi dasar pengambilan keputusan yang tepat dalam mengarahkan kebijakan pembangunan yang berbasis bukti.

KEK Motor Penggerak Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Ilustrasi kawasan ekonomi khusus. Foto: Pexels
Berdasarkan capaian kinerja yang dirilis, KEK telah berhasil mencatat realisasi investasi mencapai Rp 90,1 triliun atau 115% dari target yang ditetapkan.

Secara kumulatif, total investasi di seluruh KEK mencapai Rp 263,4 triliun, dengan peningkatan signifikan sebesar Rp 31,6 triliun dibanding tahun sebelumnya. Kontribusi ini menunjukkan bahwa KEK mampu menjadi magnet investasi yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.

Tidak hanya dari sisi investasi, KEK juga menjadi pendorong utama penciptaan lapangan kerja. Hingga tahun 2024, tenaga kerja di KEK mencapai 47.747 orang atau 122% dari target tahunan. Secara kumulatif, jumlah tenaga kerja yang terserap di KEK telah mencapai 160.874 orang.

Peningkatan ini membuktikan bahwa KEK tidak hanya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi makro, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi masyarakat di sekitar kawasan.

Selain itu, pertumbuhan jumlah pelaku usaha di KEK juga menjadi indikator keberhasilan kawasan ini. Sebanyak 72 pelaku usaha baru bergabung pada tahun 2024, sehingga secara kumulatif mencapai 403 pelaku usaha.

Kehadiran para investor dan pelaku usaha ini diharapkan mampu memperkuat rantai pasok industri serta meningkatkan daya saing produk-produk Indonesia di pasar global.

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Banjir dan Hasrat Pembangunan

Kamis, 18 Desember 2025 | 11:03 WIB

Menjaga Alam Lewat Bauran Energi

Minggu, 7 Desember 2025 | 16:00 WIB

Simalakama AI untuk Media Massa

Minggu, 28 September 2025 | 13:00 WIB

Listrik Desa sebagai Jembatan Keadilan Energi

Minggu, 7 September 2025 | 13:56 WIB

Listrik Desa untuk Kesejahteraan Masyarakat

Rabu, 3 September 2025 | 20:14 WIB

Deforestasi Indonesia Tanggung Jawab Dunia

Minggu, 12 Januari 2025 | 12:16 WIB

Semua Ada Akhirnya

Rabu, 9 Oktober 2024 | 08:24 WIB
X