Minggu, 21 Desember 2025

Membangun Masa Depan: BPS dan Strategi Menuju Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Photo Author
- Kamis, 6 Februari 2025 | 10:15 WIB
Ilustrasi data pertumbuhan ekonomi di Indonesia. (Foto: Pexels)
Ilustrasi data pertumbuhan ekonomi di Indonesia. (Foto: Pexels)

ESENSI.TV, EKSPLANASI - Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk triwulan IV-2024.

Ekonomi Indonesia terpotret tumbuh 5,03% dan Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai Rp22.139 triliun serta PDB per kapita sebesar Rp78,6 juta atau setara dengan US$4.960,3.

Angka pertumbuhan ini menunjukkan resiliensi ekonomi Indonesia di tengah gejolak global.

Namun demikian, untuk mencapai target 8%, akselerasi pertumbuhan di semua sektor menjadi krusial. Pertanyaan utama adalah, bagaimana langkah strategis untuk mencapainya, dan apa saja potensi hambatan yang perlu diatasi?

Baca Juga: Bareskrim Polri Bongkar Pabrik Tembakau Sintetis di Sentul, 1 Ton Bahan Baku Bernilai Ratusan Miliar Disita

Capaian Ekonomi 2024: Fondasi Menuju Pertumbuhan Lebih Tinggi

Sebagai fondasi, seluruh lapangan usaha menunjukkan pertumbuhan positif di tahun 2024.

Jasa lainnya mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 9,80%, diikuti Transportasi dan pergudangan 8,69%, Penyediaan akomodasi dan makan minum 8,56%, Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 8,11%, Konstruksi 7,02%, Lainnya 5,20%, Perdagangan reparasi mobil dan sepeda motor 4,86%, Industri pengolahan 4,43%, dan Pertanian Kehutanan dan Perikanan 0,67%.

Meskipun tumbuh di bawah rata-rata, industri pengolahan tetap menjadi tulang punggung ekonomi. 

Data di atas juga menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak hanya bergantung pada industri pengolahan, tetapi juga didorong oleh sektor jasa, terutama yang terkait dengan mobilitas dan konsumsi (transportasi, akomodasi, dan makan minum) dan harus dijaga momentum pertumbuhannya.

Kondisi ini juga memperlihatkan adanya pergeseran struktural dalam ekonomi, di mana jasa semakin berperan dalam menciptakan nilai tambah. Namun demikian pertumbuhan yang rendah di sektor pertanian perlu menjadi perhatian khusus untuk memastikan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.

Sementara itu, dari sisi pengeluaran, konsumsi tetap menjadi motor penggerak utama yang meliputi konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga dengan pertumbuhan 12,48%, konsumsi pemerintah 6,61%, konsumsi rumah tangga 4,94%, diikuti oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 4,61%.

Pulau Jawa memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian nasional, yakni 57,02%, dengan pertumbuhan 4,92%.

Namun, kawasan seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku-Papua juga mencatat pertumbuhan signifikan, masing-masing sebesar 4,45%, 5,52%, 6,18%, dan 7,81%.

Baca Juga: Newcastle Melaju ke Final Piala Carabao, Arsenal Tersingkir Usai Kekalahan Telak 2-0

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Banjir dan Hasrat Pembangunan

Kamis, 18 Desember 2025 | 11:03 WIB

Menjaga Alam Lewat Bauran Energi

Minggu, 7 Desember 2025 | 16:00 WIB

Simalakama AI untuk Media Massa

Minggu, 28 September 2025 | 13:00 WIB

Listrik Desa sebagai Jembatan Keadilan Energi

Minggu, 7 September 2025 | 13:56 WIB

Listrik Desa untuk Kesejahteraan Masyarakat

Rabu, 3 September 2025 | 20:14 WIB

Deforestasi Indonesia Tanggung Jawab Dunia

Minggu, 12 Januari 2025 | 12:16 WIB

Semua Ada Akhirnya

Rabu, 9 Oktober 2024 | 08:24 WIB
X