Senin, 22 Desember 2025

Listrik Desa sebagai Jembatan Keadilan Energi

Photo Author
- Minggu, 7 September 2025 | 13:56 WIB
Ilustrasi lampu listrik di desa. Foto: Pixabay
Ilustrasi lampu listrik di desa. Foto: Pixabay

Terkait keterlibatan sumber daya manusia (SDM) lokal, program Lisdes mengadakan pelatihan teknisi desa—melatih masyarakat lokal menjadi operator sistem kelistrikan, penanganan gangguan, dan pemeliharaan harian. Ini menciptakan ekonomi jasa energi lokal, sekaligus mempercepat ketanggapan jaringan.

Implikasi Program

Ilustrasi lampu listrik di desa. Foto: Pixabay
Hadirnya listrik dan internet di desa memungkinkan sekolah menerapkan e-learning. Anak-anak bisa belajar lewat video, webinar, dan akses ke kurikulum digital.

Riset internasional (World Bank, IEA) menunjukkan elektrifikasi desa bisa meningkatkan lama belajar hingga 1–2 jam per malam, dan memperbaiki skor akademik hingga 20% dalam jangka menengah.

Lampu dan listrik memungkinkan ruang praktik, komunikasi telemedicine, dan penyimpanan vaksin dalam suhu 2–8°C. Klinik desa pun jadi lebih mandiri. Studi WHO dan SEforALL menyatakan desa yang menggunakan listrik terbarukan untuk fasilitas kesehatan memiliki rata-rata pengurangan kematian ibu/anak hingga 15-25%.

Internet membuat UMKM desa menjangkau pasar online, seperti menjual kerajinan, makanan, atau jasa melalui marketplace. Estimasi konservatif menyatakan desa berpenerangan digital dapat meningkatkan pendapatan lokal hingga Rp12 triliun per tahun, melalui omset baru dan efisiensi distribusi.

Penguatan rantai dingin desa memungkinkan hasil pertanian/perikanan awet 2–3 hari lebih lama, meningkatkan harga jual sekitar 10–20%, dan mengurangi food loss sampai 30%.

Program Bermanfaat

Pelaksanaan Program Lisdes dijalankan secara tepat sasaran dengan mengoptimalkan seluruh kegiatan bermanfaat bagi rakyat.

Program tersebut diwujudkan dengan inovasi teknologi, seperti penggunaan hybrid dan off-grid yang diimplementasikan pada wilayah sulit tanpa biaya transmisi besar.

Akses berbasis inklusif dengan fokus ke desa. Bukan hitung angka nasional, menjamin yang ‘tertinggal’ pun dilayani. Selain itu, program dijalankan secara transparan dengan mempublikasikan data, bukan isu ‘proyek gelap’.

Lebih jauh, program dipastikan bermanfaat riil. Baik berdampak langsung ke pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Bukan hanya laporan capaian administratif. Hal ini membuktikan ESDM tak hanya mengaliri listrik, tetapi mengubah kehidupan masyarakat.

Rekomendasi Kebijakan

Berdasarkan uraian diatas, terbaca Program Lisdes sangat ideal untuk membangun daerah melalui Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi. 

Meski demikian, setidaknya ada empat hal yang harus dipastikan berjalan sesuai rencana agar kebermanfaatan program dapat dinikmati seluruh masyarakat secara riil.

Pertama, memperluas akses internet desa melalui satelit atau BTS kecil, guna mengoptimalkan manfaat digital.

Kedua, melakukan evaluasi secara kuantitatif dampak sosial-ekonomi. Misalnya peningkatan penghasilan UMKM dan angka partisipasi sekolah.

Ketiga, mendorong kolaborasi e-government, agar dokumen desa, iuran, dan perizinan dibuka digital di desa.

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Banjir dan Hasrat Pembangunan

Kamis, 18 Desember 2025 | 11:03 WIB

Menjaga Alam Lewat Bauran Energi

Minggu, 7 Desember 2025 | 16:00 WIB

Simalakama AI untuk Media Massa

Minggu, 28 September 2025 | 13:00 WIB

Listrik Desa sebagai Jembatan Keadilan Energi

Minggu, 7 September 2025 | 13:56 WIB

Listrik Desa untuk Kesejahteraan Masyarakat

Rabu, 3 September 2025 | 20:14 WIB

Deforestasi Indonesia Tanggung Jawab Dunia

Minggu, 12 Januari 2025 | 12:16 WIB

Semua Ada Akhirnya

Rabu, 9 Oktober 2024 | 08:24 WIB
X