Keempat, membangun ekosistem energi lokal, melibatkan koperasi desa untuk energi terbarukan. Di antaranya, PLTS atap komunitas, biogas pertanian, dan ekonomi energi sosial.
Kesimpulan
Lisdes adalah peta baru dalam membumikan energi untuk semua. Bukan sekadar menyalakan meteran, tetapi mengentaskan kemiskinan energi lewat digitalisasi dan inovasi teknologi.
Kementerian ESDM menunjukkan bahwa pembangunan energi bukan hanya proyek fisik, melainkan transformasi sosial dan inklusi ekonomi yang nyata.
Desa-desa Indonesia kini bukan hanya terang secara fisik, tetapi juga bercahaya sebagai pusat peluang digital dan mandiri energi. Semoga!
*) Dr. Sri Handiman
Pemerhati Energi dan Sumber Daya Mineral
Artikel Terkait
Hetifah: Kekalahan Timnas di Australia Mengecewakan, tapi Perjuangan Belum Berakhir
Meluruskan Polemik Pengukuran dan Jumlah Kemiskinan di Indonesia: Perspektif BPS dan Bank Dunia
Komentar Kecil tentang Kemiskinan Versi World Bank dan Versi BPS
Keterbatasan Metode Pengukuran dan Pelajaran bagi Pemerintah dari Angka Kemiskinan Bank Dunia
Listrik Desa untuk Kesejahteraan Masyarakat