Jika dibandingkan, upah minimum di banyak daerah masih jauh di bawah pendapatan per kapita nasional sebesar Rp 6,5 juta.
Ini menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja, terutama di daerah dengan UMR rendah, memiliki penghasilan yang lebih kecil dari angka rata-rata nasional.
Mengapa Ada Perbedaan Besar?
Distribusi Kekayaan Tidak Merata
Pendapatan per kapita mencerminkan total kekayaan negara yang dibagi rata, tetapi dalam kenyataannya, sebagian besar pendapatan hanya terkonsentrasi di kelompok tertentu.
Kesenjangan ekonomi yang tinggi menyebabkan banyak orang tidak menikmati pertumbuhan ekonomi yang sama.
Dominasi Sektor Formal dan Informal
Banyak pekerja di sektor informal seperti buruh harian dan pedagang kecil memiliki pendapatan tidak tetap dan sering di bawah UMR. Mereka seringkali tidak terwakili dalam data resmi tentang pendapatan.
Perbedaan Pendapatan dan Gaji
Pendapatan per kapita mencakup semua sumber penghasilan, termasuk keuntungan usaha dan investasi yang sering kali dinikmati oleh kelompok ekonomi atas.
Gaji pekerja hanya berasal dari upah kerja yang bisa jauh lebih rendah dari angka pendapatan per kapita.
Akibatnya, pendapatan per kapita terlihat tinggi, tetapi tidak berarti semua masyarakat menerima gaji sebesar itu.
Baca Juga: BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I/2024 Capai 5,11 Persen, Tertinggi Sejak 2015
Perbedaan Biaya Hidup
Pendapatan Rp 6,5 juta mungkin cukup di daerah dengan biaya hidup rendah, tetapi di kota besar seperti Jakarta atau Surabaya, angka ini bisa terasa sangat pas-pasan karena harga kebutuhan pokok yang lebih tinggi.
Artikel Terkait
BPS Beberkan Penyebab Penurunan Wisman pada September 2023
Nilai Tukar Petani Januari Capai 118,27, Ini Penjelasan BPS
BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I/2024 Capai 5,11 Persen, Tertinggi SejakĀ 2015
Dari Efisiensi Anggaran ke Pertumbuhan: Bagaimana BPS Membantu Memetakan Dampak Program Makan Bergizi Gratis
Membangun Masa Depan: BPS dan Strategi Menuju Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen