Bukan dari Koran atau TV, Begini Revolusi Cara Gen Z Mengonsumsi Berita

Baca Juga: Alinson Sunset Hill, Pengalaman Glamping Mewah dengan Panorama Sunset Memukau di Cipanas

Di tengah derasnya informasi, Gen Z juga dikenal sebagai generasi yang paling skeptis. Mereka tidak serta-merta percaya pada satu sumber berita. 

Judul terlalu sensasional, narasi yang berubah-ubah, atau pemberitaan yang dianggap berat sebelah membuat mereka semakin mengandalkan cross-check melalui berbagai platform. 

Ironisnya, meski mereka kritis, mereka juga adalah generasi yang paling rentan terpapar misinformasi. 

Algoritma platform cenderung menyajikan informasi yang sesuai minat mereka, bukan yang paling penting atau paling benar, sehingga bubble informasi sering kali terbentuk tanpa mereka sadari.

Baca Juga: Ledakan Hebat di Kantor Polisi Kashmir India Tewaskan 9 Orang, 27 Lainnya Luka Berat

Visual dan kecepatan adalah kunci. Gen Z menyukai berita dalam bentuk infografis, video singkat, atau penjelasan naratif yang mudah ditangkap. 

Mereka jarang membaca artikel panjang kecuali topik itu benar-benar mereka pedulikan. 

Bagi mereka, pengetahuan tidak selalu harus didapatkan dari bacaan berat, melainkan pemahaman bisa datang dari konten singkat yang padat dan menarik. 

Karena itu pula, media-media besar mulai beradaptasi dengan membuat konten ringkas, menghadirkan jurnalis sebagai creator, hingga masuk ke TikTok demi mencapai audiens muda.

Baca Juga: Hanya Mampu Imbang Kontra Belarus, Denmark Dipaksa Bertarung Mati Matian Lawan Skotlandia

Melihat perubahan ini, masa depan konsumsi berita tampaknya akan semakin mengarah pada format yang personal, singkat, dan sangat visual. 

Gen Z tumbuh dalam dunia di mana informasi hadir tanpa diminta, dan cara mereka memilah, memahami, serta membagikannya membentuk ekosistem baru dalam penyebaran berita. 

Mereka mungkin tidak duduk membaca berita panjang setiap hari, tetapi mereka hidup dalam aliran informasi yang tidak pernah berhenti.***(LL)