Senin, 22 Desember 2025

Empati Digital, Cara Gen Z Mengubah Kepedulian Jadi Gaya Hidup

Photo Author
- Selasa, 11 November 2025 | 16:51 WIB
Ilustrasi. Gen Z menjadikan empati digital sebagai identitas dan kekuatan perubahan sosial masa kini. (Foto: Freepik)
Ilustrasi. Gen Z menjadikan empati digital sebagai identitas dan kekuatan perubahan sosial masa kini. (Foto: Freepik)

ESENSI.TV, GAYA HIDUP - Jika dulu empati dianggap sebagai sikap pribadi yang jarang dibicarakan, kini bagi Gen Z, empati adalah statement sosial. 

Di tengah derasnya arus informasi, isu kemanusiaan, lingkungan, dan keadilan sosial muncul silih berganti di layar ponsel mereka. 

Namun, alih-alih hanya menjadi penonton, Gen Z tumbuh sebagai generasi yang bukan hanya 'melek isu', tetapi juga berani mengambil sikap. 

Mereka menandai era baru, di mana kepedulian bukan sekadar rasa, melainkan identitas.

Baca Juga: BNN Amankan 1.259 Orang dalam Operasi Serentak, Sita Lebih dari 100 Kg Sabu di 53 Titik

Empati Digital: Dari Like ke Aksi Nyata

Berbeda dengan generasi sebelumnya, empati Gen Z banyak terbentuk melalui ruang digital. 

Isu perang, bencana alam, ketidakadilan gender, hingga perubahan iklim kini hadir langsung di timeline mereka. 

Media sosial menjadi ruang pertama bagi Gen Z untuk berinteraksi dengan penderitaan orang lain, dan bagi sebagian besar, inilah awal munculnya kesadaran sosial.

Namun, Gen Z tidak berhenti di awareness. Banyak dari mereka aktif menggalang donasi lewat platform digital, membuat konten edukatif, hingga membangun komunitas berbasis empati. 

Empati Gen Z tidak lagi terbatas oleh jarak atau budaya. Dengan akses informasi tanpa batas, mereka bisa merasakan penderitaan orang di belahan dunia lain seolah itu terjadi di lingkungan sendiri. 

Baca Juga: Robertson Akui Liverpool dalam Krisis: Kami Harus Mulai Mengumpulkan Poin

Hal ini menumbuhkan bentuk empati global, kemampuan memahami dan peduli terhadap masalah yang tidak langsung mereka alami.

Namun, keterbukaan emosional ini juga memiliki sisi lain. Paparan terus-menerus terhadap isu negatif membuat sebagian Gen Z mengalami compassion fatigue, kelelahan karena terlalu sering bersentuhan dengan berita sedih. 

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X