4. Tanda Fisik yang Berlawanan
Pada hipoglikemia, tubuh menunjukkan reaksi “panik” seperti berkeringat dingin, tangan gemetar, dan detak jantung tidak stabil.
Sebaliknya, hiperglikemia menampilkan tanda “kekeringan” seperti mulut kering, dehidrasi, dan rasa kantuk yang berkepanjangan.
Warna urin juga bisa menjadi petunjuk: pada hiperglikemia, urin cenderung lebih pekat dan jumlahnya banyak.
Sedangkan pada hipoglikemia, penderita justru tidak buang air sama sekali karena tubuh dalam kondisi darurat energi.
Perbedaan ini menjadi indikator penting untuk membedakan dua kondisi saat tidak ada alat cek gula darah di tangan.
Baca Juga: Tambah Amunisi Lini Serang Musim Depan, Arsenal Resmi Gaet Noni Madueke dari Chelsea
5. Penanganan Awal yang Sangat Berbeda
Hipoglikemia membutuhkan penanganan cepat dengan konsumsi gula sederhana seperti madu, permen, atau minuman manis.
Setelah gejala membaik, disarankan makan berat dalam waktu 30 menit untuk menjaga kadar gula tetap stabil.
Sebaliknya, hiperglikemia tidak boleh ditangani dengan makanan—justru harus mengurangi asupan karbohidrat dan memperbanyak air putih.
Jika kadar gula sangat tinggi, penderita mungkin membutuhkan suntikan insulin atau penyesuaian obat diabetes sesuai anjuran medis.
Menangani hipoglikemia dengan cara hiperglikemia (dan sebaliknya) bisa memperparah kondisi dan meningkatkan risiko komplikasi serius.
Membedakan gejala hipoglikemia dan hiperglikemia dengan tepat adalah kunci utama dalam menghindari krisis gula darah yang membahayakan.
Artikel Terkait
Tanpa Obat! Ini Cara Alami Mengontrol Gula Darah dengan Rebusan Daun Salam dan Kayu Manis
Waspadai! Ini Efek Konsumsi Gorengan yang Diam-Diam Bisa Merusak Organ Tubuh
Jangan Disepelekan! Ini Dampak Tidur Larut Malam bagi Kesehatan Fisik dan Mental
Awalnya Sepele, Tapi Kebiasaan Pagi Ini Bisa Bikin Kolesterol Meningkat Drastis Tanpa Gejala
7 Makanan Sehat yang Bisa Dinikmati Penderita Kolesterol Tinggi Tanpa Rasa Bersalah