ESENSI.TV, PAKISTAN - Sebuah ledakan dahsyat mengguncang jantung ibu kota Pakistan, Islamabad, pada Selasa siang (11 November 2025), menewaskan sedikitnya 12 orang dan melukai puluhan lainnya.
Serangan bom bunuh diri di depan gedung pengadilan ini tidak hanya meninggalkan duka mendalam, tetapi juga memperuncing ketegangan antara Pakistan dan negara tetangganya, Afghanistan.
Pemerintah Pakistan menuduh kelompok militan yang beroperasi dari wilayah Afghanistan sebagai dalang di balik serangan tersebut, tuduhan yang langsung dibantah Kabul.
Baca Juga: Cedera Pangkal Paha, Lamine Yamal Dicoret dari Skuad Timnas Spanyol
Pakistan Nyatakan Negara Dalam Keadaan Perang
Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Muhammad Asif, menyebut serangan ini sebagai sinyal eskalasi serius dari kelompok militan yang selama ini bersembunyi di seberang perbatasan.
“Kita berada dalam keadaan perang. Membawa kekerasan hingga ke Islamabad adalah pesan langsung dari Kabul, dan Pakistan memiliki kekuatan penuh untuk membalas,” tegas Asif.
Serangan ini menjadi yang pertama kali menargetkan warga sipil di Islamabad dalam satu dekade terakhir.
Menurut data Armed Conflict Location and Event Data Project (ACLED), ibu kota Pakistan relatif aman dari serangan besar sejak 2015.
Tudingan Terhadap Afghanistan dan India
Pemerintah Pakistan menuding bahwa kelompok militan seperti Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) beroperasi dengan dukungan dari otoritas di Afghanistan, bahkan melibatkan India dalam jaringan mereka.
Menteri Dalam Negeri Mohsin Naqvi mengatakan, pelaku bom bunuh diri di pengadilan itu sempat berkomunikasi dengan handler mereka di Afghanistan sebelum meledakkan diri.
“Kami menuntut agar Afghanistan menghentikan operasi kelompok teroris ini. Jika gagal, kami tidak punya pilihan selain menindak mereka secara langsung,” ujar Naqvi di lokasi kejadian.
Artikel Terkait
Kemenangan Bersejarah! Zohran Mamdani Jadi Muslim Pertama yang Menjadi Wali Kota New York
Usai Tewaskan Hampir 200 Orang di Filipina, Topan Kalmaegi Kini Terjang Vietnam
Tornado Langka Sapu Brasil Selatan, Kekuatan Angin 250 Km per Jam Sebabkan Ribuan Warga Kehilangan Rumah
Kapal Pengungsi Rohingya Tenggelam di Perairan Malaysia, 7 Korban Tewas, Ratusan Lainnya Hilang
Hidup di Tanah yang Bergerak, Perjuangan Warga Bangladesh Berlari dari Daratan yang Dimakan Erosi Parah