ESENSI.TV, BANGLADESH - Di tepian Sungai Brahmaputra yang berarus deras, kehidupan berjalan di antara harapan dan kehilangan.
Setiap tahun, sungai yang menjadi sumber kehidupan bagi jutaan orang di Bangladesh itu juga berubah menjadi kekuatan alam yang kejam, menelan rumah, ladang, dan mimpi para penduduk yang tinggal di sekitarnya.
Bagi mereka, bumi di bawah kaki bukanlah tanah yang tetap, melainkan sesuatu yang bisa hilang dalam semalam.
Pada suatu pagi yang mendung, Nurun Nabi sibuk memuat bambu dan lembaran seng ke atas perahu kayu kecil.
Baca Juga: Cara Gen Z Mencintai Diri Sendiri Tanpa Butuh Validasi Orang Lain
Rumahnya yang baru dibangun setahun lalu kini hampir habis digerogoti air sungai. Ini bukan kali pertama baginya, dalam satu tahun terakhir, ia sudah dua kali berpindah tempat.
“Sungai itu semakin dekat setiap hari. Kami lahir untuk menderita. Hidup kami hanyalah perjuangan tanpa akhir. Saya sudah tak bisa menghitung berapa kali rumah saya hilang ditelan air," kata Nabi, 50 tahun, dengan suara lelah.
Kini, ia dan keluarganya tak punya pilihan selain pindah ke char lain, pulau pasir sementara yang terbentuk dari endapan sungai.
Sawah padi dan ladang lentilnya sudah lenyap, tersapu arus kuat Brahmaputra yang berasal dari Himalaya dan mengalir melalui Tiongkok serta India sebelum mencapai Bangladesh.
Baca Juga: Teladani Semangat Juang, Presiden Prabowo Tetapkan Sepuluh Tokoh sebagai Pahlawan Nasional 2025
“Saya tidak tahu apa yang menanti di tempat baru. Kalau beruntung, mungkin kami bisa bertahan beberapa tahun. Kalau tidak, mungkin hanya sebulan. Beginilah hidup kami," ujarnya lirih.
Tanah yang Hilang Dalam Semalam
Setiap tahun, ratusan keluarga di distrik Kurigram, Bangladesh utara, menghadapi nasib serupa. Sungai-sungai besar seperti Brahmaputra, Teesta, dan Dharla, yang dulu menjadi urat nadi kehidupan, kini berubah menjadi ancaman yang tak terduga.
Tanah runtuh begitu cepat hingga rumah, tanaman, bahkan ternak pun lenyap dalam hitungan jam.
Artikel Terkait
Kekuasaan Berdarah, 48 Nyawa Melayang Setelah Kemenangan Paul Biya di Kamerun
Kemenangan Bersejarah! Zohran Mamdani Jadi Muslim Pertama yang Menjadi Wali Kota New York
Usai Tewaskan Hampir 200 Orang di Filipina, Topan Kalmaegi Kini Terjang Vietnam
Eksotisme Pantai Ngandul Pacitan, Tempat di Mana Sungai Bertemu Laut di Tengah Tebing Indah
Kapal Pengungsi Rohingya Tenggelam di Perairan Malaysia, 7 Korban Tewas, Ratusan Lainnya Hilang