Minggu, 21 Desember 2025

Saat Dunia Terlambat Datang, Para Pengungsi di Sudan Justru Menjadi Penolong Satu Sama Lain

Photo Author
- Selasa, 2 Desember 2025 | 13:00 WIB
Ilustrasi. Pengungsi Sudan bertahan dengan saling menolong di tengah minimnya bantuan internasional. (Foto: Pexels)
Ilustrasi. Pengungsi Sudan bertahan dengan saling menolong di tengah minimnya bantuan internasional. (Foto: Pexels)

ESENSI.TV, SUDAN - Di tengah gurun tandus yang memisahkan Sudan dan Chad, kehidupan berjalan pelan namun penuh ketegangan.

Setiap hari, puluhan keluarga tiba dengan wajah letih dan langkah goyah setelah menempuh perjalanan berbahaya menyelamatkan diri dari perang.

Namun setibanya di Tine, sebuah kamp transit kecil di perbatasan, mereka mendapati kenyataan pahit, yaitu hampir tidak ada bantuan internasional yang menunggu.

Yang ada justru tangan-tangan sesama pengungsi, yang meski tak punya banyak, tetap berusaha menyokong satu sama lain agar bisa bertahan.

Baca Juga: Mentawai dan Nias, Destinasi Eksotis yang Memikat Hati Para Penjelajah Dunia

Najwa, Dari Korban Kekerasan Menjadi Penopang 

Di antara tenda-tenda darurat dan terpal plastik yang berkibar diterpa angin gurun, Najwa Isa Adam, 32 tahun, bergerak tanpa henti. Ia mengaduk panci besar berisi pasta dan daging, lalu membagikannya kepada anak-anak yatim dari al-Fashir.

Tidak ada yang menyangka bahwa wanita yang terlihat begitu tegar ini baru saja melewati pengalaman paling kelam dalam hidupnya.

Dalam pelarian pada Oktober lalu, Najwa ditangkap oleh empat anggota RSF dan disiksa serta diperkosa berulang kali. Ia hanya bisa selamat setelah seorang pria yang lewat mendengar jeritannya dan membantunya kabur.

Namun di kamp ini, alih-alih terpaku pada traumanya, Najwa memilih menjadi sumber kekuatan bagi orang lain.

Baca Juga: Alasan Penting yang Membuat Sarung Mobil Layak Dimiliki Setiap Pengendara

Dengan dana kecil hasil donasi sesama pengungsi di Tine, ia membeli bahan makanan dan memasaknya untuk pendatang baru.

“Di sini orang-orang benar-benar kelaparan,” ujarnya lirih. “Kami saling membantu karena hanya itu yang kami punya.”

Bantuan Terbatas, Kebutuhan Melonjak

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Sumber: reuters.com

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X