ESENSI.TV, TAIPEI - Aktivitas militer China di perairan Asia Timur kembali meningkat cukup tajam.
Menurut empat sumber keamanan regional serta dokumen intelijen yang dikaji oleh sumber artikel ini, Reuters, Beijing telah mengerahkan lebih dari 100 kapal perang dan kapal penjaga pantai ke berbagai titik strategis, sebuah demonstrasi kekuatan maritim terbesar yang pernah tercatat sejauh ini.
Meski saat ini merupakan musim yang biasanya padat dengan latihan militer, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) tidak mengumumkan adanya latihan besar dengan nama resmi. Namun peningkatan intensitas pergerakan kapal terlihat jelas.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Makanan Sehat untuk Mengontrol Kadar Gula Darah
Konsentrasi kapal China menyebar dari Laut Kuning bagian selatan, melintasi Laut Cina Timur, menurun ke Laut Cina Selatan, hingga mencapai wilayah Samudera Pasifik bagian barat.
Pada puncaknya awal pekan ini, lebih dari 100 kapal tercatat berada di perairan tersebut, sebelum turun menjadi sekitar 90 kapal pada Kamis pagi.
Ketegangan Regional Meningkat
Langkah China terjadi di tengah meningkatnya ketegangan diplomatik, terutama dengan Jepang.
Ketegangan memuncak setelah Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi menyatakan bahwa serangan China terhadap Taiwan berpotensi memicu respons militer Tokyo.
Baca Juga: Inspirasi Gaya Rambut Gen Z Paling Populer yang Wajib Dicoba
Di sisi lain, Beijing juga tersinggung oleh keputusan Presiden Taiwan Lai Ching-te yang mengalokasikan tambahan US$40 miliar untuk memperkuat pertahanan menghadapi ancaman China.
Menurut salah satu sumber, peningkatan jumlah kapal mulai terlihat setelah 14 November, ketika China memprotes pernyataan Jepang dengan memanggil duta besar Tokyo di Beijing.
“Ini jauh melampaui kebutuhan pertahanan normal dan justru menciptakan risiko bagi semua pihak,” ujar salah satu pejabat yang mengetahui situasi tersebut.
Latihan Serangan dan Akses-Denial
Artikel Terkait
Serangan Tanpa Belas Kasih, Ratusan Penduduk Tewas di Rumah Sakit Terakhir al Fashir Sudan
Terjangan Badai Langka di Selat Malaka, Lebih dari 600 Orang Meninggal, 4 Juta Penduduk Kehilangan Tempat Tinggal
Saat Dunia Terlambat Datang, Para Pengungsi di Sudan Justru Menjadi Penolong Satu Sama Lain
Nasralla Unggul Tipis di Pemilu Honduras yang Kacau dan Sarat Tuduhan Kecuranganbdaei Trump
Sekjen PBB Guterres: Ada yang Sangat Keliru dalam Cara Israel Melancarkan Perang di Gaza