Senin, 22 Desember 2025

Kapal Pengungsi Rohingya Tenggelam di Perairan Malaysia, 7 Korban Tewas, Ratusan Lainnya Hilang

Photo Author
- Senin, 10 November 2025 | 09:00 WIB
Ilustrasi. Kapal pengungsi Rohingya tenggelam di Malaysia. (Foto: Freepik)
Ilustrasi. Kapal pengungsi Rohingya tenggelam di Malaysia. (Foto: Freepik)

ESENSI.TV, MALAYSIA - Harapan untuk mencari kehidupan yang lebih baik kembali berubah menjadi tragedi bagi ratusan pengungsi Rohingya. 

Sebuah kapal yang membawa ratusan warga etnis minoritas tersebut dilaporkan tenggelam di dekat perbatasan laut Thailand–Malaysia. 

Hingga Minggu (9/11), tujuh orang ditemukan tewas, 13 berhasil diselamatkan, sementara ratusan lainnya masih dinyatakan hilang.

Menurut laporan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM), kapal tersebut diperkirakan mengangkut sekitar 300 penumpang yang berangkat dari negara bagian Rakhine, Myanmar, tiga hari sebelum kejadian.

Baca Juga: Kondisi Korban Ledakan SMAN 72 Mulai Membaik, Gus Ipul Pastikan Negara Hadir Beri Bantuan 

Upaya pencarian dan penyelamatan kini difokuskan di area seluas 170 mil laut persegi di sekitar Pulau Langkawi, titik terakhir sinyal kapal tersebut terdeteksi.

Gambar yang dibagikan oleh APMM memperlihatkan kondisi yang memilukan. Seorang korban selamat terbaring di atas tandu, sementara yang lain ditutupi kain setelah berhasil dievakuasi ke daratan.

Pihak kepolisian negara bagian Kedah, Adzli Abu Shah, mengungkapkan bahwa rombongan besar tersebut awalnya menaiki kapal besar dari Myanmar. 

Namun, menjelang masuk ke wilayah perairan Malaysia, mereka diperintahkan berpindah ke tiga kapal lebih kecil yang masing-masing membawa sekitar 100 orang.

Baca Juga: Lelah dengan Dunia Maya? Inilah Mengapa Digital Detox Jadi Tren Baru di Kalangan Gen Z

Upaya tersebut diduga dilakukan untuk menghindari deteksi oleh aparat keamanan laut. Hingga kini, nasib dua kapal lainnya belum diketahui.

Tragedi ini menyoroti kembali penderitaan panjang komunitas Rohingya, kelompok Muslim minoritas yang selama bertahun-tahun menghadapi diskriminasi dan kekerasan di Myanmar. 

Setelah tindakan militer brutal pada tahun 2017, sekitar 1,3 juta Rohingya melarikan diri dan hidup sebagai pengungsi, sebagian besar di kamp-kamp padat di Bangladesh yang minim fasilitas.

Namun, tekanan ekonomi, keterbatasan bantuan, dan kondisi hidup yang tidak manusiawi mendorong banyak dari mereka untuk mengambil risiko besar.

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Sumber: reuters.com

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X