Senin, 22 Desember 2025

Kemenangan Bersejarah! Zohran Mamdani Jadi Muslim Pertama yang Menjadi Wali Kota New York

Photo Author
- Kamis, 6 November 2025 | 09:00 WIB
Zohran Mamdani mencatat sejarah sebagai Wali Kota Muslim pertama New York. (Foto: Instagram @zohrankmamdani)
Zohran Mamdani mencatat sejarah sebagai Wali Kota Muslim pertama New York. (Foto: Instagram @zohrankmamdani)

ESENSI.TV, AMERIKA - New York mencatat sejarah baru. Zohran Mamdani, politisi muda berusia 34 tahun sekaligus seorang sosialis demokratis, resmi terpilih sebagai Wali Kota New York setelah meraih kemenangan besar dalam pemilihan yang digelar pekan ini.

Kemenangan tersebut bukan hanya menjadi tonggak penting bagi politik progresif di Amerika Serikat, tetapi juga menorehkan sejarah: Mamdani menjadi muslim pertama yang memimpin kota terbesar di AS.

Dalam kampanyenya, Mamdani menjanjikan perubahan besar yang berpihak pada rakyat kecil. Ia berjanji akan menaikkan pajak bagi perusahaan besar dan warga superkaya untuk membiayai kebijakan sosial ambisius, mulai dari pembekuan kenaikan sewa rumah, layanan penitipan anak gratis, hingga bus kota tanpa biaya.

Pendekatan itu, menurutnya, adalah bentuk nyata dari pemerintahan yang mengedepankan kesetaraan dan keadilan sosial.

Baca Juga: Pantai Pidakan, Permata Tersembunyi di Pacitan yang Siap Memikat Hati

Kemenangan Mamdani disambut hangat oleh berbagai kalangan, termasuk Wali Kota London, Sadiq Khan, yang menyebut hasil tersebut sebagai sebuah kemenangan luar biasa dan simbol dari harapan atas ketakutan.

Khan memuji warga New York karena memilih visi politik yang lebih inklusif dan optimistis di tengah situasi global yang kerap diliputi polarisasi.

“Saya kira alasan mengapa Zohran menang dengan mayoritas besar adalah karena orang-orang merasa terhubung dengan pesannya. Fakta bahwa dia seorang Muslim hampir bukanlah hal utama, yang penting adalah gagasan dan semangatnya," ujar Khan kepada Reuters. 

Sama seperti Mamdani, Khan juga mencatat sejarah serupa ketika terpilih menjadi wali kota Muslim pertama di ibu kota besar negara Barat, yakni London, pada tahun 2016.

Keduanya pun memiliki pengalaman yang mirip, yaitu menghadapi Islamofobia dan serangan politik karena latar belakang agama mereka.

Baca Juga: Terpapar Panas Ekstrem? Tubuhmu Bisa Menjadi Lebih Tua dari Usiamu Sebenarnya

Khan mengenang masa-masa awal kepemimpinannya, ketika ia menjadi sasaran kritik keras, termasuk dari mantan Presiden AS Donald Trump, yang kerap melontarkan pernyataan bernada rasial dan Islamofobik.

Trump bahkan pernah menyebut Khan sebagai pecundang sejati dan menuduhnya ingin memberlakukan hukum syariah di London, tuduhan yang tanpa dasar.

Dalam wawancara tersebut, Khan menegaskan bahwa kota seperti London dan New York mewakili nilai-nilai yang bertolak belakang dengan ideologi Trump.

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X