ESENSI.TV, BRASIL - Sebuah bencana alam dahsyat mengguncang wilayah selatan Brasil pada Jumat malam (7/11), ketika sebuah tornado disertai hujan deras dan angin kencang melanda negara bagian Paraná.
Angin berkecepatan tinggi itu menyapu permukiman, merobohkan bangunan, dan menimbulkan kepanikan di tengah warga yang tak sempat menghindar.
Dalam hitungan menit, beberapa kota berubah menjadi puing-puing akibat amukan alam yang jarang terjadi di wilayah tersebut.
Menurut laporan resmi dari pemerintah negara bagian Paraná, sedikitnya enam orang tewas dan lebih dari 400 orang mengalami luka-luka akibat bencana tersebut.
Baca Juga: Judistira Hermawan Sebut Pemotongan Dana Bagi Hasil Tak Hanya Terjadi di DKI Jakarta
Tornado paling parah menghantam kota Rio Bonito do Iguaçu, di mana lebih dari separuh kawasan perkotaan mengalami kerusakan berat, termasuk atap rumah yang terhempas dan sejumlah bangunan yang runtuh.
Jalan-jalan utama tertutup reruntuhan dan pepohonan tumbang, sementara ratusan tiang listrik roboh menyebabkan pemadaman luas di beberapa daerah.
Pihak Badan Pertahanan Sipil Paraná melaporkan bahwa 437 warga mendapat perawatan medis, dan sekitar 1.000 orang terpaksa mengungsi ke tempat penampungan sementara.
Tak hanya Rio Bonito do Iguaçu, kota Guarapuava di sekitarnya juga mengalami kerusakan signifikan akibat hempasan angin ekstrem.
Lembaga Sistem Meteorologi dan Pemantauan Lingkungan Paraná (Simepar) mencatat bahwa kecepatan angin tornado tersebut mencapai 180 hingga 250 kilometer per jam (111–155 mil per jam), kekuatan yang setara dengan tornado kategori F3 pada skala Fujita.
Dengan kekuatain itu, tornado mampu menghancurkan bangunan beton dan menumbangkan kendaraan berat.
Sebagai bentuk tanggap darurat, Menteri Hubungan Kelembagaan Gleisi Hoffmann bersama Pelaksana Tugas Menteri Kesehatan Adriano Massuda serta sejumlah pejabat federal berangkat ke lokasi terdampak pada Sabtu pagi untuk meninjau kondisi lapangan dan menyalurkan bantuan logistik serta medis.
Pemerintah federal juga mengoordinasikan dukungan bagi proses rekonstruksi dan pemulihan infrastruktur vital di daerah yang terdampak.
Artikel Terkait
Ratusan Pria Diduga Dieksekusi Setelah Kota Al Fashir Jatuh ke Tangan Pasukan RSF di Sudan
Malam Mencekam di Afghanistan Utara, Gempa 6,3 Magnitudo Renggut Puluhan Nyawa dan Lukai Ratusan Warga
Kekuasaan Berdarah, 48 Nyawa Melayang Setelah Kemenangan Paul Biya di Kamerun
Kemenangan Bersejarah! Zohran Mamdani Jadi Muslim Pertama yang Menjadi Wali Kota New York
Usai Tewaskan Hampir 200 Orang di Filipina, Topan Kalmaegi Kini Terjang Vietnam