Program peningkatan kualitas SDM harus lebih adaptif terhadap kebutuhan industri. Link and match antara dunia pendidikan dan dunia usaha perlu diperkuat.
- Beban Utang dan Defisit Anggaran
Dengan rasio utang terhadap PDB mencapai 39,2%, pemerintah harus berhati-hati dalam meningkatkan pembiayaan tanpa membebani ekonomi jangka panjang.
- Keterbatasan Data di Level yang Lebih Rendah
Salah satu hambatan adalah ketersediaan data yang kurang memadai di tingkat Kabupaten/Kota. Di sinilah peran BPS menjadi sangat penting untuk menyuplai data mikro yang mendukung analisis kebijakan berbasis bukti.
BPS perlu terus meningkatkan kualitas dan ketersediaan data di tingkat daerah serta mendapatkan dukungan anggaran yang memadai. Kerjasama dengan pemerintah daerah dalam kerangka Pembinaan Statistik Sektoral/PSS juga penting untuk pengumpulan dan validasi data.
Kesimpulan
Dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil di angka 5,03% pada 2024 serta pertumbuhan positif di seluruh lapangan usaha, Indonesia memiliki fondasi yang kuat untuk mencapai target 8%. Meskipun tampak sangat ambisius, tetapi bukan tidak mungkin dicapai. Diperlukan langkah strategis yang terintegrasi di berbagai sektor, seperti:
- Implementasi yang efektif dan terkoordinasi dari strategi "Asta Cita."
- Pengendalian inflasi dan menjaga stabilitas makroekonomi.
- Percepatan pembangunan infrastruktur dan peningkatan kualitas SDM.
- Peningkatan investasi dan ekspor.
- Peran aktif BPS dalam menyediakan data berkualitas dan relevan dalam mendukung perencanaan kebijakan berbasis bukti.
Di sisi lain, Pemerintah perlu mewaspadai dan mengantisipasi berbagai risiko dan tantangan, baik dari dalam maupun luar negeri.
Dengan pelaksanaan strategi yang konsisten dan berbasis data, kerja keras, inovasi, dan kerjasama dari semua pihak, Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkelanjutan sekaligus memperkuat posisinya sebagai salah satu kekuatan ekonomi utama di Asia.***
Penulis: Dr. Andri Yudhi Supriadi, SE, ME
Kepala BPS Kota Denpasar