kecantikan-gaya-hidup

Terpapar Panas Ekstrem? Tubuhmu Bisa Menjadi Lebih Tua dari Usiamu Sebenarnya

Rabu, 5 November 2025 | 17:17 WIB
Ilustrasi. Paparan panas ekstrem berulang terbukti mempercepat penuaan sel tubuh dan meningkatkan risiko penyakit kronis. (Foto: Freepik)

ESENSI.TV, GAYA HIDUP - Ketika suhu udara melonjak dan terik matahari terasa membakar kulit, kebanyakan orang hanya memikirkan rasa gerah dan dehidrasi.

Namun, di balik keringat yang menetes dan rasa lelah yang melanda, tersimpan bahaya yang jauh lebih serius, gelombang panas ternyata bisa membuat tubuh kita menua lebih cepat.

Para ilmuwan kini mengungkap bahwa paparan panas ekstrem berulang dapat mempercepat penuaan biologis tubuh, dengan dampak yang sebanding dengan kebiasaan merokok atau konsumsi alkohol jangka panjang.

Baca Juga: Air Radiator Mobil Mendidih? Ini Penyebab dan Cara Ampuh Mengatasinya

Penelitian berskala besar selama 15 tahun terhadap 24.922 orang dewasa di Taiwan menemukan korelasi yang mengejutkan antara frekuensi paparan gelombang panas dan percepatan usia biologis. Dalam periode tersebut, tercatat sekitar 30 gelombang panas.

Mereka yang lebih sering terpapar menunjukkan percepatan usia biologis pada berbagai organ tubuh, bahkan hanya dua kali paparan dalam dua tahun bisa menambah usia biologis hingga delapan sampai sebelas hari.

Berbeda dari usia kronologis yang dihitung berdasarkan tahun lahir, usia biologis menggambarkan kondisi nyata sel dan organ tubuh.

Ketika usia biologis meningkat lebih cepat dari usia kronologis, artinya organ kita menua sebelum waktunya, menurunkan kemampuan tubuh untuk berfungsi optimal.

Baca Juga: Pola Tidur Anak Berantakan? Ini Cara Orang Tua Gen Z Mengatasinya

Mengapa Panas Bisa Mempercepat Penuaan?

Salah satu teori ilmiah menjelaskan bahwa suhu ekstrem dapat mempercepat pemendekan telomer, yaitu struktur pelindung di ujung kromosom.

Telomer yang semakin pendek menandakan proses penuaan sel yang semakin cepat, serta meningkatnya risiko berbagai penyakit kronis dan kematian dini.

Menurut Daniel J. Vecellio, asisten profesor dari University of Nebraska Omaha, gelombang panas bisa disebut sebagai pembunuh senyap.

Tidak seperti badai atau kebakaran yang menyebabkan kerusakan fisik nyata, panas ekstrem bekerja perlahan namun pasti, memicu stres fisiologis yang merusak tubuh dari dalam.

Halaman:

Tags

Terkini