Salah satu pemicu burnout adalah merasa harus menyelesaikan semua hal dalam satu waktu.
Terapkan pendekatan minimalis dengan memilih 2–3 hal penting yang ingin diselesaikan dalam sehari.
Fokus pada progres, bukan kesempurnaan, dan izinkan diri untuk istirahat tanpa rasa bersalah.
Kualitas lebih penting daripada kuantitas jika ingin tetap produktif dalam jangka panjang.
Dengan tugas yang lebih realistis, otak tidak terbebani dan energi bisa tetap terdistribusi dengan baik.
Baca Juga: UNESA Buka Lowongan Dosen Tetap 2025, Terbuka untuk Lulusan S2 dan S3
5. Rawat Tubuh, Karena Mental Butuh Fondasi Fisik
Gen Z cenderung lupa makan tepat waktu, tidur cukup, atau minum air saat terlalu sibuk berkarya.
Padahal, tubuh yang lelah mempercepat kelelahan mental dan menurunkan daya tahan terhadap stres.
Tidur minimal 7 jam, makan bergizi, dan olahraga ringan wajib jadi prioritas harian, bukan tambahan.
Merawat tubuh bukan bentuk kemewahan, tapi kebutuhan dasar agar pikiran tetap sehat dan jernih.
Ketika fisik dalam kondisi prima, menghadapi tantangan di dunia digital pun jadi lebih ringan.
Baca Juga: Judistira Hermawan: Jakarta Menuju Kota Global yang Tangguh, Sejahtera, dan Berbudaya di Usia ke 498
Tips anti burnout untuk Gen Z adalah panduan penting agar tetap kuat di tengah tuntutan yang terus meningkat.
Menetapkan batasan digital, menyusun prioritas berdasarkan energi, dan merawat diri secara utuh adalah langkah dasar.
Artikel Terkait
Cara Mengatur Waktu Belajar dan Kerja ala Gen Z yang Super Sibuk tapi Tetap Produktif dan Waras
5 Cara Bangun Portofolio Online Freelancer Gen Z yang Profesional dan Bikin Klien Langsung Percaya
5 Strategi Side Hustle Populer di Kalangan Gen Z yang Bisa Dimulai dari Rumah
5 Cara Gen Z Membangun Karier dari Hobi yang Disukai Sejak Remaja, Jadi Cuan Maksimal
5 Kebiasaan Kecil yang Bikin Gen Z Lebih Bahagia dan Produktif Sepanjang Waktu