ESENSI.TV, GAZA - Kondisi kemanusiaan di Gaza makin memburuk, namun sinyal koordinasi antara Hamas dan lembaga bantuan mulai muncul.
Hamas menyatakan kesiapannya mengizinkan bantuan kemanusiaan bagi para sandera yang mereka tahan, asalkan Israel bersedia menghentikan serangan udara dan membuka koridor kemanusiaan permanen.
Pernyataan ini muncul tak lama setelah beredarnya video sandera Israel yang memicu kecaman internasional.
Hamas menyampaikan pada Minggu (3/8) bahwa mereka terbuka untuk bekerja sama dengan Palang Merah dalam pengiriman bantuan kepada para sandera.
Baca Juga: Trump Pecat Kepala BLS Akibat Data Pekerjaan yang Tak Menguntungkan
Namun, kerja sama ini tergantung pada syarat dari pihak Israel membuka akses bantuan secara permanen dan menghentikan sementara serangan udara selama distribusi bantuan berlangsung.
Saat ini, menurut pihak Israel, masih ada sekitar 50 sandera di Gaza, namun hanya sekitar 20 orang yang diyakini masih hidup.
Hamas hingga kini tidak mengizinkan lembaga-lembaga kemanusiaan mengakses para sandera, dan keluarga mereka hampir tidak memiliki informasi tentang kondisi orang-orang tercinta mereka.
Video terbaru yang dirilis Hamas pada akhir pekan ini menunjukkan kondisi sandera bernama Evyatar David, yang terlihat kurus dan sedang menggali lubang yang disebut sebagai makamnya sendiri.
Baca Juga: Loker Terbaru! PT Vale Indonesia Tbk Buka Kesempatan KP dan TA, Ini Jadwal dan Link Pendaftarannya
Video ini memicu kemarahan dari banyak negara Barat seperti Prancis, Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat.
Pemerintah Israel pun menyuarakan keprihatinan dan mendesak Palang Merah untuk segera memberikan bantuan kepada para sandera.
Forum Keluarga Sandera menanggapi dengan tegas, menyatakan bahwa pernyataan Hamas tidak menghapus fakta bahwa para sandera telah disandera dalam kondisi tidak manusiawi selama lebih dari 660 hari.
Mereka menuntut pembebasan segera dan menegaskan bahwa setiap kematian sandera akan menjadi tanggung jawab penuh Hamas.
Artikel Terkait
Korban Tewas Tembus 60.000 Jiwa, Gaza Dilanda Kelaparan Massal dan Krisis Kemanusiaan
Gempa Dahsyat Guncang Rusia Timur, Picu Gunung Meletus hingga Tsunami di Pasifik
Perdamaian di Ujung Tanduk, 169 Petani Tewas Diserang M23 di Kongo
Tekanan Krisis Gaza Mendorong Tiga Sekutu Barat Akui Negara Palestina
Trump Pecat Kepala BLS Akibat Data Pekerjaan yang Tak Menguntungkan