ESENSI.TV, GAZA - Ketegangan yang terus meningkat di Gaza ternyata memicu perubahan sikap dari beberapa negara sekutu dekat Israel.
Rasa frustrasi terhadap lambatnya solusi dan penderitaan warga sipil Palestina mendorong Spanyol, Irlandia, dan Norwegia untuk mengambil langkah yang lebih berani, yaitu mengakui secara resmi berdirinya negara Palestina.
Langkah ini menjadi sinyal bahwa sebagian komunitas internasional mulai kehilangan kesabaran terhadap pendekatan tradisional yang selama ini tidak membuahkan hasil nyata dalam konflik Israel-Palestina.
Pengakuan ini diumumkan pada Mei 2024 dan langsung memantik reaksi beragam dari negara-negara Barat lainnya.
Baca Juga: Bukan untuk Ditiru! Dua Siswi SMKN Gowa Dikeluarkan Usai Acungkan Jari Tengah ke Guru di Kelas
Bagi negara seperti Prancis, Inggris, dan Kanada, yang selama ini lebih berhati-hati, langkah tersebut dinilai bisa berdampak ganda.
Di satu sisi, mereka mendukung solusi dua negara sebagai jalan keluar damai dari konflik berkepanjangan ini.
Namun di sisi lain, mereka khawatir pengakuan sepihak terhadap Palestina akan dianggap sebagai keuntungan bagi kelompok Hamas, meretakkan hubungan diplomatik dengan Israel dan Amerika Serikat, serta menghabiskan modal diplomatik mereka secara sia-sia.
Presiden Prancis Emmanuel Macron bahkan secara tegas menyatakan bahwa ia tidak akan memberikan pengakuan. Namun, kondisi di lapangan terus memburuk.
Krisis kemanusiaan yang semakin parah di Gaza, ditambah berakhirnya gencatan senjata dua bulan pada Maret 2025, mendorong diskusi serius di antara negara-negara utama Barat, terutama yang tergabung dalam kelompok G7.
Baca Juga: Kenali 3 Jenis Ban Mobil yang Paling Aman Digunakan Saat Musim Hujan
Perdana Menteri Kanada Mark Carney menyuarakan kekhawatiran bahwa peluang menuju solusi dua negara semakin menipis.
Hal ini mendorong negara-negara seperti Prancis dan Kanada untuk mulai merancang langkah konkret, termasuk skenario pengakuan terhadap Palestina.
Bersama Arab Saudi, Prancis sempat mendorong proposal perdamaian untuk dibahas di sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Juni.
Artikel Terkait
Gelombang Panas Ekstrem Picu Kebakaran Hutan Besar, Ribuan Warga Turki Dievakuasi
Warganya Bisa Bernapas Lega, Thailand dan Kamboja Sepakat Berdamai Setelah 5 Hari Konflik Berdarah di Perbatasan
Korban Tewas Tembus 60.000 Jiwa, Gaza Dilanda Kelaparan Massal dan Krisis Kemanusiaan
Gempa Dahsyat Guncang Rusia Timur, Picu Gunung Meletus hingga Tsunami di Pasifik
Perdamaian di Ujung Tanduk, 169 Petani Tewas Diserang M23 di Kongo