Senin, 22 Desember 2025

Perdamaian di Ujung Tanduk, 169 Petani Tewas Diserang M23 di Kongo

Photo Author
- Jumat, 1 Agustus 2025 | 10:00 WIB
Ilustrasi. Kekerasan M23 di Kongo timur tewaskan ratusan warga sipil, ganggu perjanjian damai dan proyek investasi mineral bernilai miliaran. (Foto: Freepik)
Ilustrasi. Kekerasan M23 di Kongo timur tewaskan ratusan warga sipil, ganggu perjanjian damai dan proyek investasi mineral bernilai miliaran. (Foto: Freepik)

ESENSI.TV, KONGO - Kekerasan kembali meletus di Republik Demokratik Kongo (DRC), dengan laporan terbaru mengungkap bahwa sedikitnya 169 petani menjadi korban tewas.

Serangan brutal tersebut dilakukan oleh kelompok pemberontak M23 di wilayah Rutshuru, Kivu Utara. 

Serangan ini disebut sebagai salah satu yang paling mematikan sejak kelompok M23, yang dituding mendapat dukungan dari Rwanda, kembali bangkit dan merebut wilayah timur Kongo dalam beberapa tahun terakhir. 

Temuan ini diungkap oleh Kantor Gabungan Hak Asasi Manusia PBB (UNJHRO) dan disampaikan secara eksklusif kepada Reuters.

Baca Juga: Misbakhun Dukung Investasi Danantara Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi Nasional Lewat Strategi Tepat dan Terarah

Menurut UNJHRO, kekerasan bermula pada 9 Juli ketika pasukan M23 menjalankan operasi di wilayah pertanian yang menjadi tempat tinggal sementara para petani Hutu yang tengah membajak sawah. 

Serangan ini disebut sebagai bagian dari operasi melawan FDLR (Pasukan Demokratik untuk Pembebasan Rwanda), kelompok bersenjata yang terdiri dari sisa-sisa pelaku genosida Rwanda 1994 yang kini bermarkas di Kongo.

Namun, kenyataannya, warga sipil lah yang menjadi korban utama. "Sebagian besar korban adalah petani yang tinggal sementara di ladang mereka dan tidak memiliki akses terhadap perlindungan," demikian bunyi laporan UNJHRO yang mengandalkan berbagai sumber kredibel.

Baca Juga: Tembakan Ajaib dari Tengah Lapangan! Sarr Antar Kemenangan Epik Tottenham atas Arsenal di Hong Kong

Aktivis lokal di Rutshuru, yang enggan disebutkan namanya karena alasan keamanan, menyampaikan bahwa para korban sebelumnya sempat mengungsi saat M23 mulai bergerak masuk. 

Namun, mereka kembali ke rumah setelah ada janji jaminan keselamatan dari pihak M23, janji yang kemudian dikhianati.

Menanggapi tuduhan tersebut, pemimpin M23 Bertrand Bisimwa menyatakan bahwa pihaknya akan menyelidiki laporan tersebut dan menyebutnya sebagai informasi yang belum terverifikasi. 

Ia bahkan menuduh UNJHRO melakukan kampanye hitam yang mencemarkan nama baik kelompoknya.

Baca Juga: Liburan Singkat Anti Gagal! Rekomendasi Itinerary 2 Hari 3 Malam di Bandung untuk Healing dan Hunting Foto

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Sumber: reuters.com

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X