Senin, 22 Desember 2025

Tak Hanya Sisakan Reruntuhan, Ribuan Korban Teramputasi di Gaza Hidup dalam Ketidakpastian dan Krisis Perawatan

Photo Author
- Jumat, 11 April 2025 | 10:00 WIB
Ilustrasi. Kejahatan perang tak hanya merenggut korban jiwa, namun ribuan warga Gaza yang selamat kehilangan sebagian anggota tubuhnya. (Foto: Freepik)
Ilustrasi. Kejahatan perang tak hanya merenggut korban jiwa, namun ribuan warga Gaza yang selamat kehilangan sebagian anggota tubuhnya. (Foto: Freepik)

Baca Juga: Mengintip Cara Belanja Gen Z: Sadar Lingkungan, Loyal pada Brand, dan Serba Online

Situasi ini menjadi semakin kompleks karena terbatasnya akses terhadap alat bantu mobilitas dan ketidakmampuan sistem kesehatan Gaza untuk memberikan penanganan yang memadai.

Ahmed Mousa dari ICRC menegaskan bahwa pengiriman kaki palsu dan peralatan prostetik ke Gaza merupakan tantangan besar akibat blokade dan hancurnya jalur logistik. 

“Mengakses prostetik atau alat bantu mobilitas yang tepat semakin menjadi tantangan di Gaza saat ini, dan sayangnya tidak ada jadwal yang jelas bagi banyak orang,” ujarnya.

Bukan hanya orang dewasa yang menjadi korban. Anak-anak pun tak luput dari dampak brutal konflik. 

Baca Juga: Pesona Romantis Sunrise Point Cukul: Destinasi Alam Hits di Pangalengan yang Wajib Dikunjungi

Shaza Hamdan, seorang gadis kecil berusia tujuh tahun, kehilangan kakinya saat sedang berjalan bersama ayahnya. 

Peluru menyambar tubuh mungilnya dan memaksanya menjalani dua kali operasi amputasi. Kini, ia sepenuhnya tergantung pada sang ibu untuk melakukan aktivitas sehari-hari. 

“Saya ingin bisa main sepeda. Tapi sekarang saya tidak bisa main seperti dulu,” kata Shaza dengan nada sedih.

Ayahnya, Karim, menceritakan bagaimana kondisi mental Shaza semakin memburuk.

Ia sering menangis, bertanya kapan bisa sembuh dan kapan bisa berjalan lagi. 

Baca Juga: BCA Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Segera Cek Syarat dan Cara Daftarnya!

“Tidak ada kaki palsu di Gaza. Satu-satunya jalan adalah mendapat pengobatan di luar negeri, tapi itu pun belum pasti,” ujar Karim.

Sementara itu, para dokter di Gaza harus bekerja dalam kondisi sangat terbatas. 

Ismail Mehr, seorang ahli anestesi dari Amerika Serikat yang rutin memimpin misi medis ke Gaza, menyebut bahwa sebagian besar amputasi dilakukan dalam kondisi darurat yang tidak steril dan oleh dokter umum yang bukan spesialis bedah amputasi. 

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Sumber: reuters.com

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X