Senin, 22 Desember 2025

Tak Hanya Sisakan Reruntuhan, Ribuan Korban Teramputasi di Gaza Hidup dalam Ketidakpastian dan Krisis Perawatan

Photo Author
- Jumat, 11 April 2025 | 10:00 WIB
Ilustrasi. Kejahatan perang tak hanya merenggut korban jiwa, namun ribuan warga Gaza yang selamat kehilangan sebagian anggota tubuhnya. (Foto: Freepik)
Ilustrasi. Kejahatan perang tak hanya merenggut korban jiwa, namun ribuan warga Gaza yang selamat kehilangan sebagian anggota tubuhnya. (Foto: Freepik)

ESENSI.TV, PALESTINA - Di tengah reruntuhan bangunan yang menghitam oleh asap bom, kisah-kisah penderitaan di Gaza terus bermunculan. 

Perang yang berkepanjangan tak hanya menghancurkan rumah dan fasilitas publik, tapi juga merenggut bagian tubuh dan masa depan ribuan warga sipil. 

Dalam kondisi minim perawatan dan kian menipisnya harapan, para korban amputasi di Gaza kini berjuang bukan hanya untuk bertahan hidup, tapi juga untuk bangkit dari keterpurukan fisik dan mental.

Salah satunya adalah Farah Abu Qainas, wanita berusia 21 tahun yang sebelumnya bermimpi menjadi seorang guru. 

Baca Juga: Lepaskan Terduga Maling, Warga Indramayu Geruduk dan Gelar Aksi Protes di Polsek Cikedung

Nasib berkata lain ketika serangan udara menghantam wilayahnya dan mengakibatkan kaki kirinya harus diamputasi. 

Kini, Farah tinggal di tempat penampungan sementara dan duduk di kursi roda, menanti giliran untuk menerima kaki buatan yang mungkin bisa mengembalikan sedikit rasa merdeka. 

“Hari itu saya kehilangan lebih dari sekadar kaki saya. Mimpi saya pun ikut sirna,” ujarnya lirih.

Sejak konflik besar meletus pada 7 Oktober 2023, ketika kelompok Hamas melancarkan serangan ke wilayah Israel yang menewaskan sekitar 1.200 orang, balasan militer dari Israel telah mengguncang Gaza dengan dahsyat. 

Baca Juga: Dramatis! Lyon Tahan Imbang United Lewat Gol Telat Rayan Cherki di Menit Akhir

Otoritas kesehatan Gaza melaporkan lebih dari 50.000 warga Palestina tewas dan sebagian besar wilayah kini rata dengan tanah. 

Dari puing-puing itulah muncul kisah ribuan orang yang kehilangan anggota tubuh mereka, kehilangan yang tak bisa dipulihkan begitu saja.

Menurut laporan OCHA, sekitar 4.500 korban amputasi baru membutuhkan prostetik, sementara 2.000 lainnya yang telah lebih dulu diamputasi memerlukan perawatan lanjutan. 

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mencatat lebih dari 3.000 orang mendaftar dalam program rehabilitasi mereka, dengan 1.800 di antaranya adalah korban amputasi. 

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Sumber: reuters.com

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X