ESENSI.TV, GAZA - Situasi kemanusiaan di Jalur Gaza kian memburuk. Di tengah keterbatasan pangan dan obat-obatan, puluhan warga sipil yang sedang menanti bantuan justru menjadi korban tembakan.
Kelaparan yang melanda sebagian besar wilayah membuat warga Gaza harus memilih antara risiko mati karena bom atau karena perut kosong.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, setidaknya 67 warga tewas pada Minggu (20/7) akibat tembakan tentara Israel saat sedang mengantre bantuan dari PBB di Gaza utara.
Selain korban tewas, puluhan orang lainnya juga mengalami luka-luka serius.
Baca Juga: Strategi Belanja Online Cerdas ala Gen Z, Anti Kalap Promo, Dompet Tetap Aman
Peristiwa ini merupakan salah satu yang paling mematikan dalam rangkaian insiden serupa dalam beberapa hari terakhir.
Sehari sebelumnya, 36 orang juga dilaporkan tewas saat menunggu bantuan, dan enam orang lagi meninggal di wilayah selatan dekat lokasi distribusi lainnya.
Pihak militer Israel mengklaim bahwa pasukan mereka hanya melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan kerumunan yang dianggap sebagai ancaman langsung.
Mereka mengatakan tidak berniat menargetkan truk bantuan. Namun, tidak ada penjelasan lebih lanjut dari militer mengenai insiden serupa yang terjadi di wilayah selatan.
Baca Juga: Jangan Tertukar! Ini Perbedaan Gejala Hipoglikemia dan Hiperglikemia yang Harus Segera Dikenali
Secara keseluruhan, otoritas kesehatan Gaza mencatat 88 korban jiwa akibat serangan udara dan tembakan Israel pada hari yang sama.
Di tengah serangan tersebut, militer Israel juga menyebarkan selebaran yang meminta warga sipil untuk mengungsi dari wilayah Deir al-Balah di Gaza tengah.
Penduduk menyatakan bahwa setelah selebaran disebar, tiga rumah di wilayah tersebut dihantam serangan udara.
Banyak keluarga mulai meninggalkan tempat tinggal mereka dengan membawa barang seadanya.