Seorang ayah bernama Ziad, yang berprofesi sebagai perawat, mengatakan bahwa ia setiap hari berusaha mencari makanan untuk kelima anaknya, namun selalu pulang dengan tangan kosong.
"Orang-orang yang tidak mati karena bom akan mati karena kelaparan. Kami ingin perang ini berhenti, setidaknya ada gencatan senjata," ujarnya penuh harap.
Banyak orang kini merasa lemas, pusing, dan jatuh pingsan di jalanan akibat kurang gizi.
Para orang tua terpaksa meninggalkan tenda agar tidak terus ditanya oleh anak-anak mereka tentang makanan.
Baca Juga: Mesin Bisa Overheat! Inilah Fungsi Air Radiator Mobil dan Pentingnya Ganti Secara Berkala
UNRWA, lembaga PBB untuk pengungsi Palestina, mendesak Israel agar membuka akses masuk bagi lebih banyak truk bantuan.
Mereka menyebut bahwa Israel sebenarnya memiliki cukup stok makanan untuk penduduk Gaza selama lebih dari tiga bulan, namun tidak diizinkan masuk.
Militer Israel mengklaim bahwa mereka mendukung pengiriman bantuan kemanusiaan dan sedang berkoordinasi dengan komunitas internasional untuk memperlancar proses distribusi tersebut.
Namun, di tengah konflik yang belum menunjukkan tanda akan mereda, harapan warga Gaza untuk bertahan hidup kian tipis.***(LL)
Artikel Terkait
Serangan Dekat Klinik Gaza Tewaskan 10 Anak, Gencatan Senjata Masih Belum Jelas
Dilanda Malnutrisi, Perjuangan Ibu Hamil di Gaza di Tengah Kelaparan dan Perang Semakin Berat
Rudal Israel Diklaim Salah Sasaran, Tewaskan Anak-Anak Gaza Saat Ambil Air
Rencana Kota Kemanusiaan Israel di Gaza Tuai Kontroversi, Tanpa Kejelasan Realisasi
Dunia Mengutuk! Serangan Israel Tewaskan Tiga Orang di Satu-Satunya Gereja Katolik di Gaza