internasional

Dilanda Malnutrisi, Perjuangan Ibu Hamil di Gaza di Tengah Kelaparan dan Perang Semakin Berat

Sabtu, 12 Juli 2025 | 09:00 WIB
Ilustrasi. Meski dilanda perang dan kelaparan, ibu hamil dan menyusui di Gaza terus berjuang demi kesehatan dan keselamatan bayinya. (Foto: Instagram @avaaz_org)

ESENSI.TV, PALESTINA - Di tengah reruntuhan dan kepungan perang yang tak kunjung berakhir, para ibu hamil di Gaza menjalani hari-hari yang sulit penuh kekhawatiran. 

Bukan tentang nama untuk sang bayi atau persiapan ruang bersalin yang hangat, tetapi tentang harapan sederhana, yaitu agar anak mereka bisa lahir dengan selamat. 

Salah satu dari ribuan kisah pilu itu adalah Fatima Arfa, seorang perempuan Palestina berusia 34 tahun yang sedang hamil enam bulan, tetapi menghadapi kekurangan gizi parah.

Fatima tak lagi bermimpi membeli pakaian bayi atau mainan lucu. Kini, ia hanya berusaha bertahan hidup dan menjaga kandungannya tetap sehat meski dengan tubuh lemah dan pikiran cemas. 

Baca Juga: Tekan Angka Kemiskinan, Pemerintah Genjot Ekosistem Industri dan Program Sosial untuk Redam Dampak Ekonomi

Hidup di wilayah yang hancur akibat serangan militer Israel, ia menghabiskan hari-harinya mencari bantuan medis di tengah kelangkaan makanan dan obat-obatan. 

“Saya datang dari tempat yang jauh, harus berjalan kaki karena butuh transfusi darah akibat anemia berat,” ujarnya dengan lirih sambil memandangi hasil USG bayinya.

Selama kehamilannya, Fatima sangat mendambakan makanan bernutrisi seperti susu, telur, dan daging merah, tetapi semuanya sulit didapat. 

Bahkan, untuk makan secukupnya saja menjadi tantangan besar karena pasokan bahan pangan sangat terbatas dan perjalanan mencarinya sangat berisiko. 

Baca Juga: Rahasia Gen Z Atur Waktu Belajar Sambil Aktif Organisasi, Fokus Tetap Terjaga dan Prestasi Makin Cemerlang

Kekurangan nutrisi membuat tubuhnya lemas dan membahayakan kesehatan janin dalam kandungan.

Menurut data Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), sekitar 55.000 wanita hamil di Gaza berada dalam situasi berbahaya. 

Mereka menghadapi risiko tinggi keguguran, kelahiran mati, hingga bayi lahir dalam kondisi kurang gizi. 

Kondisi ini semakin parah karena sistem layanan kesehatan nyaris lumpuh, kekurangan obat-obatan, tenaga medis, serta bahan bakar untuk mengoperasikan rumah sakit.

Halaman:

Tags

Terkini