ESENSI.TV, AMERIKA - Langkah mengejutkan Elon Musk yang mengumumkan pembentukan partai politik baru di Amerika Serikat menuai reaksi keras dari Presiden Donald Trump.
Dalam komentarnya kepada wartawan, Trump menyebut rencana Musk tersebut sebagai tindakan yang konyol dan justru akan menambah kebingungan dalam sistem politik AS yang selama ini berjalan dengan dua partai besar, yaitu Partai Republik dan Partai Demokrat.
Pernyataan itu disampaikan Trump sesaat sebelum menaiki pesawat kepresidenan Air Force One di Morristown, New Jersey, Sabtu (5/7/2025), usai mengunjungi klub golf miliknya.
Ia menilai sistem dua partai sudah menjadi tradisi dan telah terbukti efektif dalam menjalankan pemerintahan.
Baca Juga: Emosi Negatif Bikin Sakit! Ini Langkah Ampuh Mengaturnya agar Tak Merusak Tubuh Fisik
"Menurut saya, mendirikan partai ketiga itu konyol. Sistem ini memang dirancang untuk dua partai besar. Partai ketiga hanya akan membuat semuanya lebih rumit," ujar Trump.
Elon Musk sebelumnya mengumumkan pembentukan partai politik bernama Partai Amerika sebagai bentuk penolakan terhadap kebijakan anggaran Trump yang menurutnya bisa membawa AS ke jurang kebangkrutan.
Musk secara terbuka mengkritik RUU pemotongan pajak dan peningkatan belanja pertahanan yang baru saja disahkan, dan menyebutnya sebagai penyebab utama defisit anggaran yang membengkak.
Akibat langkah politik Musk tersebut, perusahaan investasi Azoria Partners yang semula berencana meluncurkan dana ETF yang terhubung dengan Tesla, memutuskan menunda peluncuran tersebut.
Baca Juga: Menyatu dengan Nuansa Eropa dan Alam di Farm House Lembang, Tempat Wisata Edukasi Favorit Keluarga
CEO Azoria, James Fishback, menyatakan bahwa langkah Musk telah menimbulkan konflik kepentingan antara tugasnya sebagai CEO Tesla dengan ambisi politik barunya.
"Kami mendorong dewan direksi untuk segera meninjau kembali komitmen Musk dan mengevaluasi apakah ia masih mampu menjalankan tanggung jawabnya sebagai CEO," kata Fishback.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, juga menanggapi situasi ini. Ia menyebut para pemegang saham dan dewan direksi Tesla serta SpaceX kemungkinan besar tidak setuju dengan langkah politik Musk yang bisa mengganggu fokus bisnisnya.
Musk, yang dulunya adalah penasihat Trump dalam urusan reformasi birokrasi, sempat menjadi pendukung kuat kampanye pemilihan ulang presiden pada 2024.
Artikel Terkait
Serangan Terbaru Israel Tewaskan 58 Warga Gaza, Perundingan Damai Masih Mandek
Trump Ultimatum Hamas: Terima Proposal Gencatan Senjata atau Situasi Memburuk
Korupsi Rp3 Triliun, Eks Bos Tsinghua Unigroup China Dihukum Mati dan Disita Hartanya
Krisis Kemanusiaan Gaza Semakin Buruk, Pakar PBB Desak Boikot Global atas Israel
Banjir Bandang Terjang Texas, 13 Tewas dan 23 Anak Perkemahan Dilaporkan Hilang