ESENSI.TV, KENYA - Ketegangan politik dan sosial di Kenya kembali memanas setelah pernyataan kontroversial dari Presiden William Ruto yang memerintahkan aparat kepolisian untuk menembak kaki para demonstran yang bertindak anarkis dan merusak properti umum.
Instruksi ini muncul setelah gelombang unjuk rasa besar-besaran yang berlangsung ricuh dan menyebabkan sedikitnya 31 orang tewas dalam satu hari.
Dalam pidatonya pada Rabu (9/7), Presiden Ruto menegaskan bahwa aparat tidak perlu membunuh pengunjuk rasa, namun cukup melumpuhkan mereka dengan cara menembak bagian kaki.
Baca Juga: 2026, Fraksi Golkar DPRD Jakarta Minta Pemprov Hapuskan Tunggakan Sewa Rusun Warga Tak Mampu
“Siapa pun yang membakar properti orang lain, orang seperti itu harus ditembak di kaki, dan dibawa ke rumah sakit dalam perjalanan ke pengadilan,” ujar Ruto.
Ia menambahkan bahwa tindakan tersebut ditujukan untuk menegakkan hukum tanpa menghilangkan nyawa.
Kerusuhan besar terjadi pada hari Senin sebelumnya, ketika polisi bersenjata lengkap menutup sejumlah ruas jalan utama di ibu kota Nairobi dan menggunakan gas air mata serta meriam air untuk membubarkan massa.
Beberapa fasilitas umum seperti supermarket, rumah sakit, dan toko dilaporkan menjadi sasaran penjarahan dan pembakaran.
Polisi juga dilaporkan menembaki massa, menyebabkan puluhan korban jiwa melayang.
Baca Juga: Cara Ampuh Mengatasi Lampu Motor Redup Tanpa Perlu Ganti Aki Baru
Pemicunya adalah kematian seorang blogger politik saat berada dalam tahanan polisi, yang menyulut kemarahan warga.
Demonstrasi kemudian menyebar luas ke berbagai kota, digerakkan oleh kaum muda yang merasa frustrasi atas kondisi ekonomi, tingginya biaya hidup, dan tudingan korupsi serta kekerasan aparat.
Banyak dari mereka menyuarakan tuntutan agar Ruto hanya menjabat satu periode.
Ironisnya, Presiden Ruto terpilih hampir tiga tahun lalu dengan janji sebagai pemimpin pro-rakyat dan pembela masyarakat miskin, serta bertekad menghapuskan kekerasan oleh aparat.
Artikel Terkait
Korupsi Rp3 Triliun, Eks Bos Tsinghua Unigroup China Dihukum Mati dan Disita Hartanya
Krisis Kemanusiaan Gaza Semakin Buruk, Pakar PBB Desak Boikot Global atas Israel
Elon Musk Dirikan Partai Baru, Trump Nyinyir: Membuat Semuanya Lebih Rumit
Terseret Skandal Korupsi, Eks Menteri Transportasi Rusia Ditemukan Tewas dengan Luka Tembak
Penyebab Jatuhnya Dreamliner Air India Diduga Berkaitan dengan Saklar Mesin, Investigasi Masih Berlanjut