Senin, 22 Desember 2025

Kelaparan Mengerikan Mengancam Sudan: Darfur dan Kordofan Terjebak dalam Krisis Kemanusiaan

Photo Author
- Selasa, 4 November 2025 | 14:07 WIB
Kelaparan parah melanda Darfur dan Kordofan akibat perang, memperburuk krisis kemanusiaan di Sudan. (Foto: Instagram @unitednationhumanrights)
Kelaparan parah melanda Darfur dan Kordofan akibat perang, memperburuk krisis kemanusiaan di Sudan. (Foto: Instagram @unitednationhumanrights)

ESENSI.TV, SUDAN - Perang saudara yang telah berlangsung lebih dari dua tahun di Sudan semakin memperburuk keadaan kemanusiaan di negara itu, dengan kelaparan dan kekurangan gizi yang meluas, khususnya di wilayah Darfur dan Kordofan

Setelah melalui pengepungan panjang, dua kota yakni Al-Fashir di Darfur dan Kadugli di Kordofan, sekarang resmi dilaporkan mengalami kondisi kelaparan parah atau famine

Menurut laporan terbaru dari Integrated Food Security Phase Classification (IPC) yang didukung oleh PBB, ini adalah pertama kalinya dua kota besar ini dinyatakan mengalami bencana kelaparan, meski situasi serupa sudah terjadi sebelumnya di kamp-kamp pengungsi.

Baca Juga: Tak Sekadar Lezat, Ini Deretan Manfaat Keju Edam bagi Kesehatan Tubuh

Pengepungan yang Memperburuk Krisis Kemanusiaan

Perang yang dimulai pada April 2023 antara kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) dan tentara Sudan telah menyebabkan kehancuran besar-besaran.

Al-Fashir, ibu kota negara bagian Darfur Utara, yang jatuh ke tangan RSF setelah pengepungan panjang selama 18 bulan, kini menjadi saksi betapa parahnya dampak konflik ini. 

Penduduk yang selamat dari pengepungan melaporkan bahwa mereka terpaksa mengonsumsi pakan ternak dan kulit hewan untuk bertahan hidup, karena pasokan makanan sepenuhnya terputus.

Bahkan, kegiatan memasak makanan bersama di dapur umum pun diserang dengan serangan drone, menambah penderitaan yang tak terhingga.

Baca Juga: Menemukan Ketentraman di Pantai Klayar Pacitan, Pesona Pasir Putih dan Ombak Eksotis di Ujung Jawa Timur

Anak-anak yang tiba di kota Tawila setelah melarikan diri dari Al-Fashir semuanya ditemukan dalam kondisi malnutrisi parah, sementara orang dewasa terlihat sangat kurus dan lemah. 

Laporan dari Médecins Sans Frontières (MSF) menggambarkan bagaimana warga yang melarikan diri tak hanya membawa tubuh yang ringkih, tapi juga trauma mendalam akibat serangan brutal yang mereka alami.

Kondisi serupa terjadi di Kordofan Selatan, khususnya di Kadugli, ibu kota negara bagian tersebut.

Kota ini juga berada dalam kondisi yang sangat kritis, dengan RSF dan kelompok bersenjata aliansinya, SPLM-N, terus mengepung wilayah tersebut.

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Sumber: reuters.com

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X