Dari 31 Agustus hingga 7 September, sekitar 20.000 orang meninggalkan Kota Gaza.
Hanya tiga hari kemudian, jumlah itu melonjak lagi dengan 25.000 orang tambahan meninggalkan kota.
Namun, sebagian dari mereka akhirnya kembali karena kamp sudah penuh sesak.
Baca Juga: Ditengah Lika Liku Ekonomi, Yuk Kencengin Skill untuk Bersaing di Era Digital
PBB menolak klaim Israel bahwa Mawasi adalah zona kemanusiaan yang aman.
“Israel tidak mengambil langkah efektif untuk menjamin keselamatan mereka yang dipaksa pindah ke sana. Kapasitas layanan di kawasan itu tidak cukup untuk menampung pengungsi lama, apalagi pendatang baru,” demikian pernyataan resmi tim kemanusiaan PBB.
Menanggapi hal tersebut, juru bicara militer Israel, Letnan Kolonel Nadav Shoshani, menyebut pihaknya sedang berupaya meningkatkan fasilitas di Mawasi, termasuk menambah tenda, makanan, air bersih, dan pusat kesehatan.
Namun ia juga menegaskan bahwa Israel tetap akan menyerang militan Hamas di mana pun mereka berada, bahkan di dalam zona yang disebut aman sekalipun.
Ia menyebut Israel pernah menargetkan pemimpin militer Hamas, Mohammed Deif, di Mawasi pada tahun lalu. Hamas, di sisi lain, membantah menggunakan warga sipil sebagai tameng.
Baca Juga: 5 Wisata Prioritas Indonesia dengan Keindahan Mendunia
Kondisi ini menciptakan dilema besar bagi warga Palestina di Gaza. Bertahan di kamp berarti menghadapi kondisi kemanusiaan yang buruk, sementara kembali ke Kota Gaza berarti menghadapi risiko kematian akibat serangan udara.
Dengan semakin terbatasnya ruang hidup, krisis kemanusiaan di Gaza berpotensi memburuk jika tidak ada langkah nyata dari pihak-pihak terkait untuk memberikan perlindungan yang lebih baik bagi penduduk sipil.***(LL)
Artikel Terkait
Rumah Sakit Jadi Sasaran, Serangan Israel ke Gaza Tewaskan 20 Orang, Termasuk 5 Jurnalis Internasional
Gempuran Israel ke Gaza Makin Beringas, 71 Warga Palestina Tewas dalam 24 Jam Terakhir
Perdana Menteri Houthi Yaman Tewas, Houthi Janji Serangan Balasan ke Israel
Serangan Israel Terus Berlanjut, Ratusan Ribu Warga Palestina Dilanda Kelaparan Parah
Israel Nekat Gempur Qatar Targetkan Pemimpin Hamas, Perdamaian Gaza di Ambang Kegagalan