ESENSI.TV, QATAR - Ketegangan di Timur Tengah kembali memanas setelah Israel melancarkan serangan udara ke Qatar dengan target para pemimpin politik Hamas.
Aksi ini bukan hanya mengguncang Doha, tetapi juga menimbulkan kecaman internasional karena Qatar selama ini dikenal sebagai mediator penting dalam perundingan gencatan senjata Gaza.
Langkah Israel disebut-sebut berisiko menghancurkan peluang perdamaian yang tengah diupayakan berbagai pihak.
Serangan udara pada Selasa tersebut menyasar para tokoh Hamas yang berbasis di Qatar.
Baca Juga: Penuhi 25 Persen Kebutuhan Listrik di Lampung, Pemerintah Resmikan Green Hidrogen di Ulubelu
Israel mengklaim aksinya sebagai balasan atas penembakan di Yerusalem yang menewaskan enam orang serta jatuhnya empat tentara Israel di Gaza sehari sebelumnya.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa tidak ada lagi perlindungan bagi para pemimpin kelompok bersenjata.
Reaksi dari Qatar dan Dunia
Qatar mengecam keras serangan Israel dan menyebut serangan itu sebagai bentuk terorisme.
Perdana Menteri Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani menilai tindakan itu merusak upaya mediasi perdamaian yang sedang dilakukan Qatar bersama Mesir.
Ia menambahkan, Qatar berhak mengambil langkah balasan atas pelanggaran kedaulatan tersebut, apalagi serangan itu menewaskan seorang anggota pasukan keamanan Qatar dan melukai beberapa lainnya.
Negara-negara Arab seperti Arab Saudi, Mesir, dan Uni Emirat Arab turut mengutuk serangan Israel.
Uni Eropa menyebutnya sebagai pelanggaran hukum internasional, sementara Vatikan melalui Paus Leo menyatakan keprihatinan serius atas dampak yang ditimbulkan.
Artikel Terkait
Israel Intensifkan Serangan ke Pinggiran Kota Gaza, Rencana Rebut Kota Masih Berlanjut
Rumah Sakit Jadi Sasaran, Serangan Israel ke Gaza Tewaskan 20 Orang, Termasuk 5 Jurnalis Internasional
Gempuran Israel ke Gaza Makin Beringas, 71 Warga Palestina Tewas dalam 24 Jam Terakhir
Perdana Menteri Houthi Yaman Tewas, Houthi Janji Serangan Balasan ke Israel
Serangan Israel Terus Berlanjut, Ratusan Ribu Warga Palestina Dilanda Kelaparan Parah