Baca Juga: 12 Ide Kerjaan Sampingan Ala Gen Z, Santai, Kreatif, dan Bikin Cuan
Di sisi lain, Hamas menilai rencana Israel untuk menguasai Kota Gaza membuktikan bahwa pihaknya tidak serius terhadap upaya gencatan senjata.
Dalam pernyataannya, Hamas menegaskan bahwa kesepakatan gencatan senjata adalah satu-satunya jalan untuk memastikan para sandera bisa kembali dengan selamat.
Mereka juga menuntut Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bertanggung jawab penuh atas keselamatan para sandera.
Proposal terbaru yang diajukan mediator internasional, termasuk Mesir dan Qatar, mencakup gencatan senjata sementara selama 60 hari.
Dalam periode tersebut, Hamas akan membebaskan 10 sandera hidup serta menyerahkan 18 jenazah, sementara Israel akan melepaskan sekitar 200 tahanan Palestina.
Baca Juga: Jangan Sepelekan, Ini Perbedaan Luka Diabetes dengan Luka Biasa yang Harus Diwaspadai
Setelah masa jeda itu, diharapkan kedua belah pihak bisa memulai negosiasi menuju gencatan senjata permanen yang mencakup pembebasan sisa sandera.
Namun, jalan menuju perdamaian masih terjal. Netanyahu sebelumnya menegaskan bahwa Israel akan kembali ke meja perundingan hanya untuk membicarakan pembebasan sekitar 50 sandera yang tersisa, 20 di antaranya diyakini masih hidup.
Sementara itu, perang yang telah berlangsung hampir dua tahun terus menimbulkan korban dan penderitaan, terutama bagi warga sipil Gaza yang terjebak di tengah krisis kemanusiaan, kelaparan, dan gempuran militer yang tiada henti.***(LL)
Artikel Terkait
Gaza Digempur Israel Sepanjang Malam, Pemimpin Hamas Berupaya Hidupkan Kembali Gencatan Senjata di Kairo
Serangan Israel di Gaza Tewaskan 123 Orang dalam Sehari, Korban Terburuk Pekan Ini
Ribuan Warga Israel Gelar Aksi Nasional Tuntut Akhiri Perang Gaza dan Bebaskan Sandera
Harapan Baru Perdamaian, Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata dengan Israel
Australia Resmi Akui Palestina, Hubungan dengan Israel Memanas