Israel sendiri membantah laporan terkait kelaparan tersebut, yang dikeluarkan oleh otoritas kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas.
Baca Juga: 5 Alasan Gen Z Lebih Suka Thrifting daripada Belanja Baju Baru
Sementara itu, di jalur diplomasi, pertemuan antara kepala negosiator Hamas, Khalil Al-Hayya, dengan pejabat Mesir di Kairo pada Rabu (13/8) membahas kemungkinan penghentian perang, peningkatan penyaluran bantuan kemanusiaan, dan langkah-langkah untuk mengurangi penderitaan warga Gaza.
Juru bicara Hamas, Taher al-Nono, menegaskan bahwa prioritas mereka adalah menyelamatkan warga dari penderitaan yang semakin parah.
Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengulang pernyataan kontroversialnya terkait nasib warga Palestina di Gaza.
Ia menyebut Palestina “tidak akan diusir” namun “diperbolehkan pergi,” sambil menyerukan negara-negara yang peduli pada rakyat Palestina untuk menerima mereka.
Baca Juga: Tips Ampuh Membersihkan Setir Mobil agar Tetap Nyaman dan Higienis
Pernyataan ini menuai kritik keras dari banyak pemimpin dunia dan dianggap warga Palestina sebagai ancaman terulangnya “Nakba”, tragedi tahun 1948 ketika ratusan ribu orang terpaksa meninggalkan tanah mereka.
Dengan pertempuran yang terus berkecamuk, masa depan Gaza masih diselimuti ketidakpastian.
Harapan akan gencatan senjata bergantung pada keberhasilan diplomasi, sementara di lapangan, dentuman bom dan deru tank terus menjadi keseharian warga yang bertahan di tengah puing-puing kota mereka.***(LL)
Artikel Terkait
Kanada Jatuhkan Bantuan Udara ke Gaza, Kecam Tindakan Israel yang Halangi Distribusi
Israel Siapkan Strategi Baru di Gaza, Pengambilalihan Total Jadi Opsi Serius Netanyahu
Panglima Militer Israel Tolak Perluasan Perang Gaza, Netanyahu Didesak Hentikan Operasi
Israel Setujui Rencana Ambil Alih Kota Gaza, Kritik Mengalir dari Dalam dan Luar Negeri
Gaza Digempur Israel Sepanjang Malam, Pemimpin Hamas Berupaya Hidupkan Kembali Gencatan Senjata di Kairo