Senin, 22 Desember 2025

Israel Setujui Rencana Ambil Alih Kota Gaza, Kritik Mengalir dari Dalam dan Luar Negeri

Photo Author
- Jumat, 8 Agustus 2025 | 14:00 WIB
Rencana Israel kuasai Kota Gaza picu protes, kecaman Hamas, dan kekhawatiran internasional. (Foto: Instagram @b.netanyahu)
Rencana Israel kuasai Kota Gaza picu protes, kecaman Hamas, dan kekhawatiran internasional. (Foto: Instagram @b.netanyahu)

ESENSI.TV, GAZA - Situasi di Jalur Gaza kembali memanas. Pada Jumat pagi (8/8/2025), kabinet politik-keamanan Israel menyetujui rencana militer untuk mengambil alih Kota Gaza, wilayah terbesar di bagian utara jalur tersebut. 

Keputusan ini muncul hanya beberapa jam setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan secara terbuka bahwa Israel berniat menguasai seluruh wilayah Gaza secara militer.

Ia tetap tak bergeming meski langkah itu memicu kritik tajam dari dalam negeri maupun komunitas internasional.

Dalam pernyataannya, kantor Netanyahu menyebut Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akan mempersiapkan diri untuk menguasai Kota Gaza. 

Baca Juga: Waspada! Ini Penyebab Rantai Motor Sering Kendor yang Sering Diabaikan

Sambil melancarkan operasi militer, mereka berjanji tetap memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil yang berada di luar zona pertempuran. 

Berdasarkan laporan jurnalis Axios Barak Ravid, rencana ini mencakup evakuasi warga Palestina dari Kota Gaza terlebih dahulu, lalu diikuti serangan darat.

Netanyahu menegaskan dalam wawancara dengan Fox News bahwa Israel tidak berniat memerintah Gaza secara langsung.

Menurutnya, setelah operasi selesai, kendali wilayah akan diserahkan kepada pasukan Arab yang ditunjuk untuk memerintah. 

Namun, ia tidak merinci negara mana saja yang akan terlibat ataupun seperti apa bentuk tata kelola yang dimaksud.

Baca Juga: Bank Sumsel Babel Buka Rekrutmen 2025, Cari Lulusan D3 hingga S2 untuk Posisi Strategis

Sejumlah sumber menyebut pertemuan kabinet sebelumnya berlangsung tegang. 

Kepala Staf Militer Eyal Zamir menolak memperluas operasi, tetapi mayoritas anggota kabinet keamanan berpendapat bahwa rencana alternatif tidak akan mampu menundukkan Hamas atau membebaskan para sandera Israel yang masih ditahan di Gaza.

Langkah ini juga menandai kemungkinan kembalinya pasukan Israel secara penuh ke Gaza, membalikkan kebijakan penarikan tahun 2005. 

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Sumber: reuters.com

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X