ESENSI.TV, PALESTINA - Krisis di Gaza kembali memanas. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan bahwa operasi militer baru terhadap Jalur Gaza akan dimulai dalam waktu dekat, dengan target 'menyelesaikan pekerjaan' melawan Hamas.
Di tengah rencana ini, berbagai negara dan organisasi internasional memperingatkan bahwa langkah tersebut berpotensi memperparah penderitaan warga sipil yang sudah berada di ambang bencana kemanusiaan.
Pengumuman Netanyahu disampaikan usai kabinet keamanannya pada Jumat lalu menyetujui rencana yang banyak menuai kritik, yaitu menguasai Kota Gaza, wilayah paling padat penduduk di daerah kantong tersebut.
Netanyahu menyebut operasi ini sebagai satu-satunya jalan untuk menghancurkan dua benteng terakhir Hamas dan membebaskan para sandera yang masih ditahan sejak serangan 7 Oktober 2023.
Baca Juga: Misbakhun Bongkar Pentingnya RKP dan Anggaran Sinkron Demi Arah Pembangunan Nasional
“Kami ingin menciptakan zona aman bagi warga sipil untuk mengungsi, dan kami akan bergerak cukup cepat,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa tujuan Israel bukan untuk menduduki Gaza secara permanen, melainkan membentuk 'sabuk keamanan' di perbatasan.
Namun, para komandan militer Israel sendiri memperingatkan bahwa serangan besar-besaran ini berisiko menyeret pasukan ke perang gerilya berkepanjangan, membahayakan nyawa sandera, dan memakan korban besar.
Ketegangan semakin meningkat pada Minggu (10/8) malam, ketika serangan udara Israel menghantam sejumlah titik di Kota Gaza.
Baca Juga: Angkat Trofi Community Shield, Crystal Palace Taklukkan Liverpool Lewat Adu Penalti
Saksi mata melaporkan sedikitnya lima orang tewas di sebuah toko roti lapis di lingkungan Sabra.
Di saat bersamaan, sebuah rudal dilaporkan menghantam tenda jurnalis dekat Rumah Sakit Shifa, menewaskan tujuh orang, termasuk lima staf Al Jazeera.
Korban diidentifikasi sebagai jurnalis Anas Al Sharif, Mohammed Qreiqeh, tiga jurnalis foto, serta seorang sopir dan asisten.
Militer Israel mengklaim Al Sharif adalah komandan Hamas yang menyamar sebagai jurnalis, dan tuduhan ini didukung oleh dokumen intelijen.
Artikel Terkait
Tekanan Krisis Gaza Mendorong Tiga Sekutu Barat Akui Negara Palestina
Kanada Jatuhkan Bantuan Udara ke Gaza, Kecam Tindakan Israel yang Halangi Distribusi
Israel Siapkan Strategi Baru di Gaza, Pengambilalihan Total Jadi Opsi Serius Netanyahu
Panglima Militer Israel Tolak Perluasan Perang Gaza, Netanyahu Didesak Hentikan Operasi
Israel Setujui Rencana Ambil Alih Kota Gaza, Kritik Mengalir dari Dalam dan Luar Negeri