Namun rencana ini diperkirakan akan memicu kecaman internasional karena dinilai sebagai bentuk pemindahan paksa.
Sumber Palestina mengatakan bahwa Hamas telah menolak peta penarikan Israel karena masih mempertahankan kendali atas 40% wilayah, termasuk seluruh wilayah Rafah.
Realitas di lapangan menunjukkan bahwa tidak ada tempat aman bagi warga Gaza.
Baca Juga: Tiga Jurus Baru BP Taskin untuk Putus Rantai Kemiskinan
Minggu (13/7) pagi, sebuah rudal menghantam rumah yang baru saja dijadikan tempat tinggal oleh satu keluarga setelah mereka meninggalkan rumah asal akibat perintah evakuasi.
"Bibi saya, suaminya, dan anak-anaknya tewas. Apa dosa anak-anak yang jadi korban pembantaian pagi ini?" kata Anas Matar sambil berdiri di atas puing-puing bangunan yang hancur.***(LL)
Artikel Terkait
Usai Perang dengan Iran, Israel Fokus Pulangkan Sandera dan Tekan Hamas di Gaza
Serangan Terbaru Israel Tewaskan 58 Warga Gaza, Perundingan Damai Masih Mandek
Krisis Kemanusiaan Gaza Semakin Buruk, Pakar PBB Desak Boikot Global atas Israel
Serangan Dekat Klinik Gaza Tewaskan 10 Anak, Gencatan Senjata Masih Belum Jelas
Dilanda Malnutrisi, Perjuangan Ibu Hamil di Gaza di Tengah Kelaparan dan Perang Semakin Berat