Senin, 22 Desember 2025

Iran Ancam Tutup Selat Hormuz, AS Desak China Bertindak untuk Hindari Krisis Energi Global

Photo Author
- Selasa, 24 Juni 2025 | 09:00 WIB
Presiden AS, Donald Trump dan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio (kiri). (Instagram @realdonaldtrump)
Presiden AS, Donald Trump dan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio (kiri). (Instagram @realdonaldtrump)

ESENSI.TV, AMERIKA SERIKAT - Ketegangan geopolitik di Timur Tengah kembali memanas dan kali ini potensi dampaknya bisa mengguncang perekonomian dunia. 

Dunia internasional dibuat waswas setelah Iran mengancam akan menutup Selat Hormuz yang merupakan jalur perdagangan minyak paling vital di dunia. 

Ancaman ini muncul sebagai respons atas serangan udara Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran. 

Situasi kian serius ketika Amerika secara terbuka meminta bantuan diplomatik dari China untuk meredam langkah ekstrem Teheran demi mencegah krisis energi global yang lebih luas.

Baca Juga: 5 Tips Anti Burnout untuk Gen Z yang Aktif di Banyak Platform

Permintaan itu disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio. 

Dalam pernyataannya, Rubio menyerukan agar China memanfaatkan pengaruh strategisnya terhadap Iran. 

Sebagai salah satu mitra dagang utama Teheran, China dianggap memiliki posisi yang cukup kuat untuk menekan Iran agar tidak menutup Selat Hormuz. 

Rubio memperingatkan bahwa penutupan jalur tersebut bukan hanya akan memperburuk konflik yang tengah berlangsung antara Iran dan Israel, tetapi juga bisa mengacaukan stabilitas energi dunia dan menghantam ekonomi global secara menyeluruh.

Baca Juga: Rahasia Diet Sukses! Kenali Perbedaan Karbohidrat Kompleks dan Sederhana untuk Turunkan Berat Badan

Namun, situasi di pihak Iran tampaknya sudah memasuki tahap serius. 

Pada Minggu (23/6), anggota parlemen senior Iran, Esmaeil Kowsari, mengungkapkan bahwa parlemen telah mencapai kesepakatan untuk menutup Selat Hormuz sebagai bentuk respons terhadap agresi militer AS dan ketidakpedulian komunitas internasional. 

Meskipun keputusan akhir masih berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Iran, sinyal dari parlemen tersebut menunjukkan bahwa opsi penutupan Selat Hormuz bukan lagi sekadar ancaman kosong, melainkan telah menjadi sikap politik resmi negara.

Jika rencana penutupan ini benar-benar dilakukan, dampaknya bisa sangat besar, terutama bagi Amerika Serikat yang merupakan salah satu pengimpor utama minyak dari kawasan Teluk.

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Sumber: instagram @fakta.indo

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X