Baca Juga: Bledug Kuwu, Semburan Lumpur Ajaib Mirip Lapindo yang Jadi Daya Tarik Wisata Unik di Grobogan
Selat Hormuz sendiri dikenal sebagai jalur penting yang dilalui sekitar 20% dari total perdagangan minyak dunia.
Setiap harinya, sekitar 20,8 juta barel minyak mentah melewati jalur sempit ini, yang sebagian besar berasal dari negara-negara OPEC seperti Arab Saudi, Iran, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Irak.
Tak heran jika gejolak ini langsung mengguncang pasar global. Harga minyak mentah melonjak tajam pada pembukaan perdagangan Senin (23/6), mencatatkan level tertinggi sejak awal tahun.
Kenaikan harga ini mencerminkan kekhawatiran para pelaku pasar atas kemungkinan gangguan besar terhadap pasokan minyak dunia jika Selat Hormuz benar-benar ditutup.
Baca Juga: Waspadai Kesalahan Umum! Ini Cara Merawat Minyak Rem Mobil agar Tetap Optimal
Situasi ini menempatkan China dalam posisi diplomatik yang sulit namun krusial.
Sebagai negara yang memiliki kepentingan besar di sektor energi dan hubungan dekat dengan Iran, China bisa menjadi kunci untuk mendinginkan suhu konflik yang sedang memanas.
Langkah yang diambil Beijing dalam beberapa hari ke depan akan sangat menentukan, tidak hanya bagi hubungan AS-Iran, tetapi juga bagi stabilitas ekonomi dan energi global.***(LL)
Artikel Terkait
Gaza Kembali Berdarah, Israel Tembaki Warga yang Kelaparan Saat Berebut Bantuan, 59 Nyawa Jadi Korban
Kehilangan Orang Kepercayaan, Khamenei Kian Terisolasi di Tengah Gempuran Israel
Serangan Balasan Usai RS Anak di Teheran Diserang, Iran Hantam Markas Militer Israel Dekat Rumah Sakit
Serangan Israel Tewaskan Komandan Iran, Diplomasi Nuklir Mandek dan Korban Sipil Terus Bertambah
Di Tengah Ancaman Perang dengan Israel, Iran Siapkan Tiga Calon Penerus Khamenei