Senin, 22 Desember 2025

Bawa Semangat Baru ke Vatikan, Robert Prevost Terpilih Jadi Paus Pertama dari AS

Photo Author
- Jumat, 9 Mei 2025 | 09:00 WIB
Paus Leo XIV menyapa umat dari balkon Basilika Santo Petrus usai terpilih.(Foto: Instagram @robert_prevosst)
Paus Leo XIV menyapa umat dari balkon Basilika Santo Petrus usai terpilih.(Foto: Instagram @robert_prevosst)

Baca Juga: Serunya Liburan di Situ Patenggang, Wisata Alam, Kuliner, dan Wahana Air dalam Satu Tempat

Meskipun begitu, rekam jejaknya dalam mendukung nilai-nilai keadilan sosial dan kedekatannya dengan visi Paus Fransiskus membuatnya menjadi sosok yang sangat dihormati di kalangan gereja.

Pemilihan Prevost sebagai paus juga memicu reaksi dari dunia politik. 

Presiden AS, Donald Trump, segera memberikan ucapan selamat dan menyebut momen ini sebagai "kehormatan besar" bagi Amerika Serikat. 

Ia bahkan menyatakan harapannya untuk segera bertemu dengan Paus Leo XIV

Baca Juga: Belok Kiri Langsung Tak Lagi Bisa Sembarangan, Ini Aturan dan Risikonya

Namun, di balik itu, sejumlah unggahan lama di akun media sosial Prevost menunjukkan bahwa ia pernah mengkritik kebijakan Trump dan Wakil Presiden JD Vance.

Menurut Massimo Faggioli, seorang akademisi Katolik asal Italia yang mengajar di Universitas Villanova, retorika kontroversial Trump secara tidak langsung bisa saja berkontribusi terhadap keputusan para kardinal untuk memilih paus dari AS.

Hal itu mungkin dilakukan sebagai bentuk kontras terhadap kepemimpinan politik negara tersebut. 

Ia menyebut konklaf kali ini telah "melanggar tabu" dengan cara yang tidak biasa, tapi bermakna.

Baca Juga: Waspada Minuman Berenergi! Boleh Sesekali, Jangan Jadikan Kebiasaan

Pilihan Prevost terhadap nama Leo XIV pun menyimpan makna historis. Nama tersebut terakhir kali digunakan oleh Paus Leo XIII, yang memimpin Gereja Katolik dari tahun 1878 hingga 1903 dan dikenal karena perhatiannya terhadap isu-isu keadilan sosial. 

Dengan memilih nama yang sarat makna itu, Paus baru ini tampaknya ingin melanjutkan warisan serupa, sekaligus memperkuat posisi Gereja dalam menghadapi tantangan-tantangan kemanusiaan di era modern.

Dengan latar belakang multikultural, pengalaman misi yang luas, serta komitmen terhadap nilai-nilai sosial, Paus Leo XIV dipandang sebagai pemimpin yang dapat menjembatani berbagai perbedaan dan membawa Gereja Katolik ke arah yang lebih inklusif dan progresif. 

Terpilihnya dia menandai babak baru yang menarik dalam sejarah Gereja Katolik.***(LL)

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Sumber: reuters.com

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X