Pekan lalu, kantor hak asasi manusia PBB melaporkan bahwa pejuang M23 telah mengeksekusi tiga anak di Bukavu, kota terbesar kedua di wilayah itu yang jatuh ke tangan pemberontak awal bulan ini.
Namun, seorang juru bicara M23 membantah tuduhan tersebut.
Baca Juga: Dugaan Kejanggalan Hukum dalam Kasus Alex Denni, DPR RI Desak Investigasi
Kepala kantor hak asasi manusia PBB di Kinshasa, Patrice Vahard, mengungkapkan bahwa banyak anak-anak menjadi korban di Bukavu.
Mereka bahkan ditemukan memegang senjata yang ditinggalkan tentara yang melarikan diri.
“Saat ini, sulit menentukan jumlah pasti anak-anak yang terbunuh atau terluka karena pertempuran masih berlangsung. Namun, satu anak saja sudah terlalu banyak. Kita tidak membutuhkan angka untuk menyadari betapa mengerikannya situasi ini,” jelasnya.
Lonjakan Kasus Pemerkosaan
Serangan M23 di Kongo timur menjadi eskalasi terbesar dalam lebih dari satu dekade.
Konflik yang sudah berlangsung lama ini berakar pada dampak genosida Rwanda tahun 1994 serta perebutan sumber daya mineral yang kaya di wilayah tersebut.
Baca Juga: Lowongan Kerja Finance Officer di Laboratorium LPPOM MUI Dibuka, Cek Syarat dan Cara Daftarnya
Pemerintah Rwanda membantah tuduhan bahwa mereka mendukung M23 dengan memberikan pasokan senjata dan tentara.
Mereka berdalih bahwa langkah-langkah yang diambil merupakan bentuk pertahanan diri terhadap milisi Hutu, yang menurut mereka bekerja sama dengan militer Kongo.
Namun, konflik yang semakin meluas ini turut meningkatkan kasus kekerasan seksual yang telah lama menjadi momok di Kongo timur.
Data dari badan anak-anak PBB menunjukkan bahwa dalam seminggu setelah Goma jatuh, sebanyak 572 kasus pemerkosaan tercatat di 42 fasilitas kesehatan di dalam dan sekitar kota tersebut. Dari jumlah tersebut, 170 korban adalah anak-anak.
“Kekerasan seksual dilakukan oleh individu bersenjata dari berbagai kelompok yang terlibat dalam konflik,” ujar Lianne Gutcher, kepala komunikasi badan anak-anak PBB di Kongo.
Artikel Terkait
Serangan Israel di Tepi Barat: Ribuan Warga Palestina Mengungsi, Infrastruktur Hancur
Ketegangan Meningkat, Trump Kecam Zelenskiy dan Ubah Kebijakan AS terhadap Ukraina
Keputusan Mengejutkan: AS Enggan Dukung Resolusi PBB soal Invasi Rusia ke Ukraina
Perubahan Sikap Trump: Rusia Disebut Sebagai Penyerang, Ukraina Siapkan Kesepakatan Mineral dengan AS
Zelenskiy Pertimbangkan Pengunduran Diri demi Perdamaian, Tegaskan Ukraina Tak Akan Berutang pada AS