ESENSI.TV, SIDNEY – Kekalahan Tim Nasional Indonesia dari Australia dengan skor 5-1 tentu menjadi pukulan bagi kita semua.
Saya, sebagai Ketua Komisi X DPR RI yang membidangi olahraga, merasakan kekecewaan yang mendalam, sebagaimana juga dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia yang selalu mendukung perjuangan "Garuda "di lapangan hijau.
Namun, sepak bola adalah tentang semangat pantang menyerah. Kita harus bangkit dan mengambil pelajaran dari laga ini.
Masih ada kesempatan di depan, dan tim ini harus membuktikan bahwa mereka mampu bangkit lebih kuat dalam pertandingan melawan Bahrain pada 25 Maret. Kegagalan hari ini bukan akhir dari segalanya, tetapi justru bisa menjadi pemacu semangat untuk tampil lebih baik.
Baca Juga: Bangkit dari Kesepian Ala Gen Z: 10 Cara Jitu Membangun Koneksi Baru
Setelah kekalahan ini, peluang Indonesia untuk lolos otomatis ke Piala Dunia 2026 tetap masih terbuka. Kini, Indonesia berada di peringkat kelima Grup C dengan 6 poin dari 7 pertandingan.
Peluang realistis bagi Indonesia adalah finis di posisi ketiga atau keempat untuk masuk ke babak playoff ronde keempat.
Untuk itu, Timnas Garuda harus memenangkan laga sisa melawan Bahrain (25 Maret) dan China (5 Juni), serta tidak kalah melawan Jepang (10 Juni).
Perjuangan menuju Piala Dunia 2026 masih terbuka. Pada pertandingan melawan Australia, Timnas sebenarnya unggul dalam penguasaan bola (56 persen) dan jumlah tendangan sudut (7 kali) , namun Australia lebih efektif dalam memanfaatkan peluang dengan enam tembakan tepat sasaran yang menghasilkan lima gol.
Sebaliknya, Indonesia hanya berhasil mencetak satu gol dari empat tembakan tepat sasaran. Timnas kita hanya butuh strategi yang bagus untuk memenangkan sisa pertandingan mengingat dominasi kita pada pertandingan melawan Australia sudah bagus
Kepada PSSI dan seluruh elemen pendukung Timnas, evaluasi yang objektif dan konstruktif harus segera dilakukan.
Persiapan teknis, mental, kerjasama, serta strategi harus diperbaiki agar tim dapat menunjukkan performa terbaik di laga berikutnya.
Perhatian lebih juga perlu diberikan pada pembinaan jangka panjang agar Indonesia semakin kompetitif di kancah internasional.