Di satu sisi, media massa semakin kehilangan nilai ekonomi dari konten jurnalistik yang dihasilkannya, di sisi lain pengembang AI menguasai nilai ekonomi yang bersandar pada pemanfaatan konten jurnalistik itu.
Belum adanya kewajiban universal pengembang model AI untuk membayar biaya produksi konten yang telah mereka gunakan untuk melatih model AI, maka pemanfaatan konten dimaksimalkan oleh platform pengembang AI, sementara biaya penciptaan konten tetap menjadi beban si pembuat konten. Sekali lagi, inilah inti incentive misalignment: hasil di satu pihak, biaya di pihak yang lain.
Apa yang mesti dilakukan dalam hal ini? Eksistensi media massa hari ini sangat tergantung pada kemampuan pengelolanya untuk membangun dan menerapkan sistem pelacakan konten orisinal yang diekstraksi dan dimanfaatkan secara sepihak, katakanlah oleh pengembang AI generatif.
Hasil pelacakan itu mesti digunakan untuk memaksa platform digital memberi kompensasi proporsional atas konten jurnalistik yang mereka rekayasa untuk pelatihan model AI. Regulasi Publisher Right harus dimaksimalkan di sini.
Hal yang tak kalah penting adalah membangun kemandirian relatif media massa terhadap platform digital. Lalu lintas distribusi konten yang dulu terkonsolidasi pada Google Search atau Facebook atau Instagram, kini telah terfragmentasi ke aplikasi chatbot, platform video pendek, dan agregator berbasis AI.
Ini artinya, monetisasi konten melalui mesin pencarian dan media sosial telah tergoyahkan dan tidak bisa menjadi sandaran satu-satunya. Inilah saatnya bagi media massa untuk kembali kepada prinsip-prinsip direct sales dan direct traffic, yakni mengelola khalayak dan rekanan bisnisnya secara relatif mandiri, tanpa sepenuhnya tergantung pada campur-tangan pihak eksternal.***
Penulis: Agus Sudibyo, Ketua Bidang Pendidikan PWI Pusat
Artikel Terkait
Dukung Kemajuan Nasional, Pemerintah Tetapkan Lima Prioritas Pengembangan Teknologi AI
Kecerdasan Buatan Sudah Tak Terbendung, Inilah Sederet Kelebihan AI yang Bisa Menyokong Kehidupan Gen Z
Gunakan AI untuk Modus Penipuan, Sindikat Deepfake Presiden Prabowo Diringkus Bareskrim Polri
5 AI Tools yang Wajib Dikuasai Gen Z untuk Sukses di Dunia Kerja 2025
Gen Z dan Tantangan Literasi AI: Saatnya Menyusun Strategi Pelatihan yang Lebih Efektif