Minggu, 21 Desember 2025

Dampak Negatif Pilpres 2024 terhadap Masyarakat

Photo Author
- Selasa, 23 Juli 2024 | 16:37 WIB
Petugas KPPS menunjukan surat suara pemilihan calon presiden dan wakil presiden yang sudah tercoblos saat penghitungan suara pilpres pada Pemilu 2024 di TPS 03 Braga, Sumurbandung di Bandung, Jawa Barat, Rabu (14/2/2024). Perolehan suara pilpres 2024 di TPS tersebut dimenangkan oleh pasangan 03 Ganjar-Mahfud dengan jumlah 88 suara disusul pasangan 02 Prabowo-Gibran memperoleh sebanyak 53 suara dan pasangan 01 Anis-Muhaimin memperoleh sebanyak 22 suara. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/YU (M Agung Rajasa)
Petugas KPPS menunjukan surat suara pemilihan calon presiden dan wakil presiden yang sudah tercoblos saat penghitungan suara pilpres pada Pemilu 2024 di TPS 03 Braga, Sumurbandung di Bandung, Jawa Barat, Rabu (14/2/2024). Perolehan suara pilpres 2024 di TPS tersebut dimenangkan oleh pasangan 03 Ganjar-Mahfud dengan jumlah 88 suara disusul pasangan 02 Prabowo-Gibran memperoleh sebanyak 53 suara dan pasangan 01 Anis-Muhaimin memperoleh sebanyak 22 suara. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/YU (M Agung Rajasa)

Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di Indonesia membawa sejumlah dampak negatif yang mempengaruhi masyarakat. Salah satu dampak utama adalah polarisasi yang semakin tajam di kalangan masyarakat. Seperti pada Pilpres 2019, masyarakat terpecah menjadi dua kubu yang berseberangan, menciptakan ketegangan dan konflik sosial yang mendalam. Julukan seperti “Cebong” dan “Kampret” kembali muncul, mencerminkan perbedaan ideologi dan pandangan politik yang semakin tajam.

Baca Juga: Biden Mengundurkan Diri dari Pilpres Amerika Serikat 2024

Polarisasi ini tidak hanya terbatas pada perdebatan di media sosial, tetapi juga merambah ke kehidupan sehari-hari, mempengaruhi hubungan antarindividu dan komunitas. Ketegangan ini sering kali menimbulkan permusuhan dan mengurangi kohesi sosial, yang pada akhirnya dapat mengganggu stabilitas sosial di berbagai wilayah.

Baca Juga: Gugatan Pilpres Ditolak MK Seluruhnya, Ini Kata Netizen

Selain itu, keterlibatan politik oleh tokoh-tokoh berpengaruh, seperti yang ditunjukkan oleh pernyataan Presiden Jokowi tentang "cawe-cawe" dalam Pilpres 2024, memicu kekhawatiran tentang netralitas dan integritas proses pemilu. Tindakan ini dianggap oleh beberapa pihak sebagai intervensi yang dapat merusak kepercayaan publik terhadap sistem demokrasi dan menghasilkan ketidakpuasan serta ketidakpercayaan terhadap pemerintah.

Baca Juga: Ini Alasan Dukungan Untuk Biden Menurun di Pilpres Amerika 2024

Isu lain yang muncul adalah kesehatan mental masyarakat. Polarisasi politik yang ekstrem dan kampanye negatif yang sering kali dilakukan di media sosial dapat menyebabkan stres dan kecemasan di kalangan masyarakat. Beberapa kalangan psikolog dan psikiater telah memperingatkan tentang risiko kesehatan mental yang meningkat akibat ketegangan politik ini. Mereka menyoroti bahwa lingkungan politik yang penuh dengan permusuhan dan ketegangan dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis masyarakat.

Secara keseluruhan, Pilpres 2024 membawa dampak negatif yang signifikan terhadap masyarakat Indonesia, terutama dalam bentuk polarisasi sosial, intervensi politik, dan peningkatan risiko kesehatan mental. Masyarakat dan pemimpin politik perlu bekerja sama untuk mengatasi dampak-dampak ini demi menjaga stabilitas dan kohesi sosial di Indonesia.

Editor: Raja H. Napitupulu

Sumber: Presiden RI, presidenri.go.id, sekretariat presiden, Youtube PILPRES 2024

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Banjir dan Hasrat Pembangunan

Kamis, 18 Desember 2025 | 11:03 WIB

Simalakama AI untuk Media Massa

Minggu, 28 September 2025 | 13:00 WIB

Listrik Desa untuk Kesejahteraan Masyarakat

Rabu, 3 September 2025 | 20:14 WIB

Semua Ada Akhirnya

Rabu, 9 Oktober 2024 | 08:24 WIB

Mpox dan Empat Generasi Vaksin

Selasa, 27 Agustus 2024 | 16:56 WIB

Dampak Negatif Pilpres 2024 terhadap Masyarakat

Selasa, 23 Juli 2024 | 16:37 WIB

WNA Korea yang Kerja di Indonesia Rasis!?

Sabtu, 15 Juni 2024 | 14:00 WIB

Nobel Caltech. 1 Kampus Meraih 47 Nobel

Selasa, 11 Juni 2024 | 14:30 WIB

Belajar Dari Soeharto dan Nadiem Makarim

Rabu, 29 Mei 2024 | 15:05 WIB
X