Minggu, 21 Desember 2025

Tak Hanya Rusak Alam, Tambang Nikel di Raja Ampat Disebut Bisa Picu Berbagai Penyakit

Photo Author
- Jumat, 14 November 2025 | 15:00 WIB
Ilustrasi. Studi ungkap paparan nikel tambang Raja Ampat picu kanker, gangguan organ, dan perubahan genetik. (Foto: Freepik)
Ilustrasi. Studi ungkap paparan nikel tambang Raja Ampat picu kanker, gangguan organ, dan perubahan genetik. (Foto: Freepik)

ESENSI.TV, GAYA HIDUP - Di balik keindahan alam Raja Ampat yang terkenal sebagai surga biodiversitas dunia, tersimpan ancaman baru yang mulai mengusik perhatian publik. 

Bukan hanya soal rusaknya ekosistem laut dan daratan akibat aktivitas tambang nikel, tetapi juga bahaya yang lebih sunyi dan tak terlihat, yaitu risiko kesehatan yang mengintai manusia akibat paparan logam berat nikel. 

Ancaman ini bahkan disebut para peneliti sebagai salah satu dampak paling mengkhawatirkan dari ekspansi industri nikel di kawasan konservasi tersebut.

Penambangan nikel yang mulai merambah wilayah Raja Ampat, Papua Barat Daya, memunculkan perdebatan besar. 

Baca Juga: Geger! Direktur Perusahaan Merangkap Anggota DPR Diduga Tipu Jemaah Haji Khusus hingga Miliaran

Kawasan yang selama ini dijaga sebagai pusat konservasi laut dunia kini terancam oleh aktivitas industri yang berpotensi mengubah bentang alam serta menurunkan kualitas lingkungan.

Namun, isu ekologis bukan satu-satunya masalah. Sebuah studi ilmiah yang dipublikasikan melalui National Library of Medicine (NLM) berjudul “Nickel: Human Health and Environmental Toxicology" mengungkapkan bahwa paparan nikel dapat menyebabkan sederet gangguan serius pada kesehatan manusia.

Apa Itu Nikel dan Mengapa Berbahaya?

Nikel adalah logam transisi yang sebenarnya secara alami ditemukan di tanah, air, dan udara. 

Tetapi aktivitas manusia, terutama penambangan dan industri pengolahan logam, menyebabkan konsentrasinya meningkat tajam hingga berada pada tingkat yang membahayakan.

Baca Juga: Pernyataan Takaichi Picu Ketegangan, China Sebut Jepang Ingin Bangkitkan Kembali Militerisme Perang Dunia II

Studi tersebut menegaskan bahwa:

Dalam jumlah tinggi atau paparan jangka panjang, nikel bersifat toksik.

Nikel memiliki sifat karsinogenik, artinya dapat memicu terbentuknya kanker.

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Sumber: TBNews

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X