Dampak Positif Cancel Culture
1. Akuntabilitas Sosial – Publik figur atau perusahaan terdorong untuk lebih berhati-hati dan transparan.
2. Kesadaran Kolektif – Isu-isu seperti pelecehan, rasisme, atau diskriminasi lebih cepat mendapat perhatian.
3. Ruang Edukasi – Diskusi terbuka di media sosial memicu kesadaran generasi muda tentang pentingnya etika digital dan tanggung jawab sosial.
Risiko dan Sisi Gelapnya
Meski punya niat baik, cancel culture juga menyimpan sisi negatif.
Trial by Social Media – Seseorang bisa langsung “dihukum” publik tanpa kesempatan klarifikasi.
Over-Canceling – Kesalahan kecil atau masa lalu bisa menghancurkan reputasi seumur hidup.
Efek Bumerang – Kadang kampanye pembatalan justru menimbulkan simpati balik pada pihak yang “dicancel”.
Baca Juga: Cara Mengatasi Ruam pada Bayi agar Kulit Tetap Sehat
Menuju Budaya yang Lebih Sehat
Alih-alih sekadar “menghukum”, banyak pakar komunikasi menyarankan agar Gen Z mengarahkan energi digital ke arah call-in culture, budaya mengingatkan atau mengedukasi tanpa harus merusak reputasi secara permanen.
Dengan begitu, media sosial tetap menjadi ruang akuntabilitas, namun juga memberi ruang bagi pertumbuhan dan perbaikan.
Fenomena cancel culture di kalangan Gen Z menunjukkan betapa besar pengaruh mereka dalam membentuk opini publik.***(LL)
Artikel Terkait
Strategi Ampuh Gen Z Bertahan dan Bersinar di Era Persaingan Karier
Tips Belanja Fashion Online ala Gen Z Paling Ampuh untuk Dapatkan Outfit Keren dan Berkualitas
Sneakers Favorit Gen Z yang Bikin Hangout Lebih Stylish
Nepal Catat Sejarah, Sushila Karki Pimpin Negara di Tengah Luka Demonstrasi Gen Z
Gen Z dan Tren Digital Nomad, Bekerja Sambil Traveling Jadi Gaya Hidup Baru