Senin, 22 Desember 2025

Fenomena Cancel Culture di Era Gen Z, Dampak Positif dan Risiko Bumerangnya

Photo Author
- Senin, 15 September 2025 | 20:47 WIB
Ilustrasi. Gen Z gencar gunakan cancel culture, tuntut keadilan sosial namun rawan jadi hukuman digital berlebihan. (Foto: Freepik)
Ilustrasi. Gen Z gencar gunakan cancel culture, tuntut keadilan sosial namun rawan jadi hukuman digital berlebihan. (Foto: Freepik)

Dampak Positif Cancel Culture

1. Akuntabilitas Sosial – Publik figur atau perusahaan terdorong untuk lebih berhati-hati dan transparan.

2. Kesadaran Kolektif – Isu-isu seperti pelecehan, rasisme, atau diskriminasi lebih cepat mendapat perhatian.

3. Ruang Edukasi – Diskusi terbuka di media sosial memicu kesadaran generasi muda tentang pentingnya etika digital dan tanggung jawab sosial.

Risiko dan Sisi Gelapnya

Meski punya niat baik, cancel culture juga menyimpan sisi negatif.

Trial by Social Media – Seseorang bisa langsung “dihukum” publik tanpa kesempatan klarifikasi.

Over-Canceling – Kesalahan kecil atau masa lalu bisa menghancurkan reputasi seumur hidup.

Efek Bumerang – Kadang kampanye pembatalan justru menimbulkan simpati balik pada pihak yang “dicancel”.

Baca Juga: Cara Mengatasi Ruam pada Bayi agar Kulit Tetap Sehat

Menuju Budaya yang Lebih Sehat

Alih-alih sekadar “menghukum”, banyak pakar komunikasi menyarankan agar Gen Z mengarahkan energi digital ke arah call-in culture, budaya mengingatkan atau mengedukasi tanpa harus merusak reputasi secara permanen. 

Dengan begitu, media sosial tetap menjadi ruang akuntabilitas, namun juga memberi ruang bagi pertumbuhan dan perbaikan.

Fenomena cancel culture di kalangan Gen Z menunjukkan betapa besar pengaruh mereka dalam membentuk opini publik.***(LL)

Halaman:

Editor: Raja H. Napitupulu

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X